Baca Selengkapnya Di : http://indonesianblog-jmk.blogspot.com/2012/04/cara-membuat-link-otomatis-ketika.html#ixzz2cOCvfD00 Orang Muda Katolik: 2009

Minggu, 10 Mei 2009

Keep Turn Your Love On

"Keep Turn Your Love On"

Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam Pengharapan, dan Berbuah dalam pelayanan

Sabtu, 09 Mei 2009 suasana Kapel Stasi Karanganyar yang terbiasa sepi mendadak ramai. Beberapa orang muda dan para pendamping sejak beberapa waktu sebelumnya meluangkan waktu hadir di kapel tersebut mempersiapkan acara pada hari sabtu ini. Panitia yang dipimpin oleh Obet menyiapkan acara paskahan kaum muda ini dengan semaksimal mungkin. Dari berbagai keterbatasan yang ada, mereka mencoba memberikan yang terbaik. Latihan koor diadakan selama beberapa kali, rapat-rapat dan lain sebagainya. Peran pendamping pun amat besar pengaruhnya, karena berkat dukungan para pendampinglah mereka terpacu untuk menyiapkannya dengan baik.

Ekaristi Kaum Muda

Paskahan bersama diawali dengan ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Ag. Dwiyantoro, Pr didampingi oleh Fr. Tri Kusuma. Tema Paskah yang diangkat tahun ini adalah "Keep Turn Your Love On" : Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam persaudaraan, dan Berbuah dalam pelayanan. Tema ini hendak mengajak kaum muda St. Petrus Pekalongan untuk tetap menjaga nyala Cinta yang telah Tuhan kobarkan dalam hati lalu menyebarkan cinta itu kepada yang lain. "Tuhan lebih dahulu mencintai kita, maka sudah sepantasnya kita tebarkan cinta itu kepada orang lain", ungkap Fr. Tri dalam renungannya. Renungan ditutup oleh Rm. Toro dengan menyanyikan sebuah lagu. Kemeriahan ekaristi sungguh terlihat dari perayaan yang terjadi. Koor mudika Stasi Karanganyar menyanyi dengan penuh semangat mengobarkan peserta muda lainnya untuk terlibat menyanyi menggemparkan suasana kapel Stasi Karanganyar pagi itu.

Keakraban

Seusai ekaristi acara dihantar oleh MC, Nike dan Edo, dengan sapaan-sapaan yang mencairkan suasana. Fr. Tri mencoba mengawali dengan keakraban itu dengan menyanyi bersama "watermelon" dan menyapa peserta dengan "teriakan-teriakan pendek" yang membawa peserta larut dalam acara kebersamaan tersebut. Acara dilanjutkan dengan pentas seni. Masing-masing stasi menampilkan pentas seni yang telah disiapkan sebelumnya. Acara pentas seni menjadi ajang kreatifitas kaum muda, kesempatan berani tampil dihadapan teman-teman. Semua peserta menampilkan nyanyian dengan berbagai kelebihan yang mereka miliki. salah satunya adalah putra altar pekalongan yang menampilkan musik campur sari "cucak rowo" yang syairnya telah digubah, dan "kugadaikan cintaku". Sementara yang lain menyanyikan lagu-lagu pop dan rohani. Acara semakin meriah saat peserta diajak untuk melakukan permainan "Tali cinta". Ada 3 pasang yang mendapat hukuman untuk melepaskan ikatan tali rafia. Suasana semakin meriah saat pasangan-pasangan tersebut tidak berhasil melepaskan ikatan tali tersebut. Gelak tawa kegembiraan memancar dari wajah-wajah mereka. Seusai permainan peserta menuju kelapangan futsal "coral". Acara selanjutnya adalah pertandingan antar stasi. Pertandingan pertama, Karainganyar vs Wiradesa dan dimenangkan Karanganyar. Pertandingan kedua, Sragi vs Pekalongan dimenangkan Pekalongan. Final antara Karanganyar vs Pekalongan dan dimenangkan oleh Pekalongan dengan adu penalti. Gema sorak-sorai meramaikan suasana lapangan futsal coral. Acara ditutup dengan makan siang bersama di Kapel stasi, dan sayonara pada pukul 14.30. Para peserta kembali ke tempat masing-masing membawa kegembiraan dan lelah yang tersisa. (fr. trie)


Rabu, 29 April 2009

Paskahan Bersama Kaum Muda

Segenap panitia Paskah, OMK St. Syrileus Karanganyar, mengundang Orang Muda Katolik St. Petrus Pekalongan untuk turut hadir dalam acara paskahan bersama yang akan diadakan pada :
Hari Selasa, 09 Mei 2009. Pada pukul 08.00 WIB s/d selesai. Acara paskahan bersama akan di adakan di Kapel Stasi Karanganyar.

Mohon kehadiran segenap Kaum Muda yang ingin berbagi kasih satu dengan yang lain. Pendaftaran paling lambat hari Minggu, 03 Mei 2009.

Contact :
Pendamping OMK: Febri, Bu. Hendro, Engeline, dkk
Pendamping Misdinar : Teguh, Bu. Yuyut, Bu. Tuti, Bu. Sylvi, Frans, dkk
Pendamping PIR : Bu. Yanti, Bu. Ester dkk.

Rabu, 15 April 2009

Paskah :Bukti Kebenaran Tidak Terkalahkan

Paskah merupakan pengalaman iman yang menegaskan bahwa kebenaran tidak dikalahkan. Ketika Yesus hidup segala yang dilakukan-Nya hanya untuk kehendak Bapa dan Ia rela mati untuk menebus dosa-dosa kita semua. Yesus rela dilukai hatinya berkali-kali sepanjang zaman agar manusia diselamatkan.
Pada suatu hari ia mendapat cobaan yang cukup rumit dan serba sulit dipilihnya. Ia disodori pilihan untuk menyaksikan puluhan orang Kristen yang akan dibunuh dihadapannya karena tidak mau mengingkari imannya. Dalam paskah Kristiani kita dapat melihat Yesus Kristus sebagai Anak Domba yang dipersembahkan. Hidup dan perjuangannya menjadi tonggak kasih dan keselamatan. Bersama Kristus kita diajak untuk bersiaga menjalani perjalanan dan perjuangan hidup. Maka bersama Sang Anak Domba kita akan sampai kepada kemuliaan abadi. Paskah inilah yang menjadi Injil kabar suka cita pertama.
Santo Paulus mengingatkan kita bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus telah dibaptis dalam kematian-Nya, sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematiannya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitannya. Itulah pokok keselamatan kita dan Yesus bangkit dan hidup untuk selama-lamanya di sisi bapa di surga (Rosi)

Belajar Mensyukuri Paskah

Menurutku paskah adala tanda kemenangan Kristus. Bahwa sebelumnya, Yesus menanggung segala penderitaan melalui kisah sengsara dan wafat-Nya di kayu salib. Kristus rela mati untuk menghapus dosa mausia. Untuk itu dalam masa prapaskah kita diajak untuk merenungkan peristiwa sengsara Yesus Kristus, agar kita pun sadar bahwa hidup kita ditanggung oleh-Nya. Dan setelah itu kita diajak untuk merenungkan kematiannya di salib sebagai akhir dan awal kehidupan hingga paskah itu tiba.
Sejauh pengalamanku mengenal Yesus, ada suatu kesadaran baru tentang Kristus, bahwa Ia memberitakan nafas kehidupan keseluruh umatnya termasuk juga aku. Karena tanpa nafas kehidupan itu tidak akan ada kehidupan di muka bumi. Untuk itu kita patut bersyukur atas semua rahmat itu kendati kerap kita melupakannya.
Sebagai umat beriman, kita dapat turut ambil bagian dalam peristiwa salib Yesus yakni dengan menghayati betul segala kegaitan-kegiatan yang diadakan oleh Gereja. Kegiatan Gereja seperti Ekaristi harian, doa-doa devosi, dan merayakan perstiwa-peristiwa khusus yang mau mengajak kita melangkah lebih dalam pada suatu permenungan tentang hidup Yesus.
Dan sebentar kita menyambut paskah, waktunya menyambut kebangkitan Tuhan dimana di situ terungkap kebesaran dan kemuliaan-Nya atas muka bumi. Untuk itu marilah kita ikut ungkapkan syukur kita kepada-Nya, bahwa Ia telah membuka lembaran baru bagi kita, dan semoga kita semakin tersemangati oleh-Nya (wawan)

Paskah

Yesus dalam sengsara-Mu, Kau tetap taat pada Bapa
Dalam cercaan dan hinaan, Kau tetap tegar
Dosa kami Kau tanggung dengan rela
Siksaan Kau jalankan sampai wafat di puncak Golgota
Lihatlah wajah sayu yang tak bernoda
Yang tetap memandang tinggi kami yang hina
Dengan apa kami harus membalasnya…
Paskah
P-asti
A-kan
S-lalu
K-u
A-badikan (anna)

Refleksi Paskah


Paskah bagiku merupakan suatu tanda pengampunan. Lihat dan ingatlah bahwa pada akhir kematian di salib itu Ia mau mengangkat dosa-dosaku, Ia rela mati di salib. Ini adalah pemahaman pribadiku tentang paskah. Tetapi bagaimana dengan orang lain. Apakah orang-orang juga telah menemukan arti paskah bagi dirinya? Menurutku, belum semua orang/umat memahami arti paskah yang sesungguhnya. Ada umat yang memahami paskah sebagai sekedar hari libur – sebab ada tanggal merah di kalender-, atau orang turut merayakan paskah sekedar ikut-ikutan saja, tanpa melakukan persiapan seperti pantang dan puasa dalam masa prapaskah.
Nah, inilah yang menjadi gambaran umum tentang umat kita. Umat tidak sepenuhnya memahami dan bisa memaknai paskah dengan benar. Lantas aku sendiri mencoba bertanya, apa makna paskah bagiku? Tuhan Yesus telah rela menyerahkan jiwa dan raga demi kita. Namun kita kerap melupakan pengorbanan yang Ia lakukan bagi kita. Dari sinilah aku mencoba mengajak kita semua untuk merenungkan arti paskah. Janganlah kita melupakan pengorbanan Yesus bagi kita, mari kita semua melihat lebih dalam dan memaknai hidup kita setiap detik, setiap menit, setiap jam dan setiap hari bahkan untuk selama hidup kita. Apa balasan kita terhadap-Nya yang telah dengan rela berkorban dan setia menemani hidup kita.
Ada seseorang yang pernah mengatakan, “ saat kamu senang, bahagia, ada dua telapak kaki yang sedang berjalan tapi saat kamu sedih dan banyak masalah hanya ada satu telapak kaki yang berjalan. Apakah Yesus telah meninggalkan kamu? Tidak . Tetapi disitulah Yesus hadir dan menggendongmu sehingga hanya ada satu telapak kaki yaitu telapak kaki Yesus yang sedang menggendongmu”.
Ingatlah pesanku!! Janganlah pernah meninggalkan Tuhan. Selamat paskah….semoga engkau selalu ingat akan Bapa-Mu di surga. Amin (Otto)

Paskah


Apa itu paskah? Banyak orang Kristiani yang merayakan paskah, namun tidak mengetahui arti dan makna paskah itu sendiri. Ada sebagian umat yang sekedar ikut-ikutan merayakan paskah tanpa tahu dan maksud di balik peristiwa paskah itu.
Paskah merupakan karya keselamatan Allah yang diberikan kepada kita semua melalui Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus, yang rela memikul salib-Nya yang berat demi menebus dosa kita.
Kita sebagai umat Kristiani banyak yang tidak menyadari betapa sengsara-Nya Yesus ketika Ia disalibkan. Yesus puasa selama 40 hari untuk menyiapkan segala sesuatunya, hingga saatnya tiba. Pada malam sebelum sengsara-Nya, Yesus mengadakan perjamuan terakhir, dimana di dalam perjamuan itu yesus membasuh kaki kedua belas para murid-Nya. Peristiwa itu menandakan bahwa Yesus mau melayani. Setelah pembasuhan kaki para rasul dilanjutkan dengan perayaan ekaristi dimana Yesus membagikan Roti dan Anggur kepada murid-murid-Nya. Roti melambangkan Tubuh dan Anggur melambangkan Darah-Nya, sehingga pada perayaan ekaristi saat ini mengingatkan kita pada perjamuan terakhir Yesus.
Dalam tradisi Gereja Katolik, peristiwa paskah diawali dengan serentetan persiapan mulai sejak Rabu Abu hingga Kamis Putih selama 40 hari dengan pantang dan puasa. Peristiwa pantang dan puasa ini terjadi dalam masa prapaskah. Dalam masa ini, kita harus mengintrospeksi diri untuk mengenang Sengsara Yesus. Kita juga diharuskan, pertama, berpuasa/berpantang setiap hari Jumat, dan untuk menahan nafsu, supaya pada hari paskah kita menjadi suci kembali, kedua, jalan salib yang mengingatkan kita betapa sengsara-Nya Yesus.
Demikian saya mencoba memaknai paskah sebagai suatu karya keselamatan yang Tuhan berikan kepada saya, sehingga saat ini saya masih dapat merasakan buah karya-karya Yesus dan dapat berkumpul bersama orang yang saya sayangi (Monica Meliana Hartini)

Mea Culpa

Salah satu dari mereka adalah aku
di antara orang orang yang bersorak
mengacung acungkan tangkai palma
mengelu elukan seorang pembrontak
yang akan merenggut 3 jam kuasa gelap
meretas pembatas antara aku dan kamu
kujalani 3 hari penantian duka
dalam harap harap cemas
antara takut kehilangan dan takut ditinggalkan
di Getsemani kukutuki diriku
pantaskah aku memanggil namaMu
sedang aku yang mengantar kuburmu
kujalani 3 hari ke depan dengan penantian
pantaskah aku ikut merayakan kemenangan
Mea Culpa
Mea culpa
Mea maxima culpa!
Selamat Paskah!

“Makna Paskah bagi Kaum Muda”


Sebelum menyambut hari Paskah, kita melewati masa prapaskah sebagai masa pertobatan. Dalam masa prapaskah kita, kaum muda, diajak untuk ikut serta dalam berpantang dan berpuasa selama 40 hari. Prapaskah merupakan masa yang penting untuk dikenal oleh kita, kaum muda. Bahwa ternyata tidak banyak kamu muda yang mengerti dan memahami makna dan manfaatnya, “kaum muda engga ta’u apa makna masa prapaskah”. Saat kita telah memulai memilih untuk berpantang atau berpuasa, kerap kita memotong atau membatalkan bahkan sampai tidak berpantang dan berpuasa lagi. Kita kaum muda belum bisa menghidupi pantang dan puasa dengan sepenuh hati.
Tantangan lain yang kerap mengurangi makna pantang dan puasa adalah pengendalian emosi yang lemah. Kita mudah tergoda. Lalu, untuk apa kita rajin berdoa, mencoba berpantang, dan berpuasa dengan maksud memperdalam iman kita, tetapi kita kerap kalap dan tidak peduli dengan perasaan orang lain di sekitar kita. Contohnya :
1. Kita kaum muda sering ga’ bisa menahan marah
2. Suka banget tu ngomongin orang lain
3. Suka banget mincing-mancing orang lain biar marah
Bagaimana jika perasaan dan perilaku yang muncul seperti yang terungkap di atas. lalu, apa arti berdoa, apa arti pantang dan puasa yang kita lakukan???

Paskah Sudah Tiba
Kaum muda Katolik, Paskah sudah tiba. Di tengah kebahagiaan dan sukacita paskah, Marilah kita, kaum muda, menyadari sikap dan perbuatan yang pernah kita lakukan dengan berani memilah-milah mana yang baik dan yang tidak baik.
Paskah yang kita rayakan menggambarkan kemenangan Yesus Kristus melawan belenggu dosa dan maut. Dengan mengetahui arti paskah ini, harapannya kita semakin disadarkan untuk bangkit dari keterpurukan dosa, serta berani melangkah maju sebagai pribadi baru penerus Gereja. Kita juga diharapkan bisa semakin memantapkan iman dan semangat untuk mantap dalam berkegiatan di gereja.
Oleh karena itu makna paskah tidak sekedar kemeriahan liturgis Gerejani, melainkan suatu peristiwa iman yang menyentuh relung-relung hati kaum muda, dan akhirnya menggerakkan aksi nyata kaum muda menuju perubahan. Semoga semangat paskah menjadi acuan bagi kita untuk berbagi sukacita dengan sesama, memberikan peneguhan dalam pengharapan dan melayani dalam kerendahan hati (annie-mudika Stasi Wiradesa).

Selasa, 14 April 2009

Kelinci Dan Telur Paskah

Kelinci Paskah adalah makhluk fiktif yang digambarkan sebagai seekor kelinci antropomorfis (yang memiliki karakter-karakter manusia). Menurut legenda, kelinci paskah membawa keranjang yang penuh berisi telur, permen, dan mainan yang bewarna-warni ke rumah anak-anak pada malam Paskah. Kelinci Paskah itu akan entah menaruh keranjang tersebut di suatu tempat atau menyembunyikannya di dalam rumah anak itu agar supaya sang anak keesokan paginya mencarinya. Kelinci Paskah memiliki kemiripan-kemiripan dengan Sinterklas yang membawa hadiah untuk anak-anak yang tidak nakal pada malam sebelum hari Paskah/Natal. Sumber legenda tersebut bervariasi, namun kelinci tersebut sudah dikenal sejak 1600; beberapa sumber menyebutkan legenda tersebut berasal dari mitos kesuburan, sementara yang lain menghubungkannya dengan peranan kelinci di dalam ikonografi Kristen.

Asal muasal
Asal muasal Kelinci Paskah sebagai simbol Paskah dapat dilacak dari kawasan Alsace dan barat daya Jerman, tempat kelinci tersebut disebut untuk pertama kalinya pada tahun 1600-an. Kelinci Paskah yang berbentuk makanan pertama kali dibuat di Jerman pada awal 1800-an dan terbuat dari bahan kue dan gula.\
Kelinci Paskah kemudian diperkenalkan ke Amerika oleh para imigran Jerman yang mendarat di Pennsylvania Jerman pada tahun 1700-an. Kedatangan Osterhase — atau terwelu Paskah dalam bahasa Jerman — pada malam Paskah merupakan salah satu "kegembiraan anak-anak yang terbesar", hampir sama dengan kedatangan Christkindl — Sinterklas yang dikenal oleh orang-orang Austria dan Bavaria — pada malam Natal.
Menurut tradisi, anak-anak membuat sarang kelinci yang bewarna-warni di pojok tersembunyi di rumah mereka. Lalu jika anak-anak tersebut tidak nakal, Osterhase akan bertelur telur bewarna-warni di sarang tersebut. Saat tradisi tersebut mulai menyebar, sarang tersebut diproduksi menjadi keranjang Paskah, dan menempatkan sarang di tempat tersembunyi berubah menjadi tradisi menyembunyikan keranjang/telur Paskah.

Kelinci dan terwelu
Karena burung bertelur dan kelinci melahirkan anak yang banyak pada permulaan musim semi, maka telur dan kelinci menjadi simbol kesuburan tanah pada musim semi.
Dalam bahasa Inggris terdapat perkataan "gila seperti terwelu Maret" (Mad as a March hare) untuk menyebut orang yang tindakannya liar dan tidak dapat ditebak bak "terwelu Maret". Peribahasa ini merujuk pada terwelu (kelinci liar) jantan yang berkelahi memperebutkan terwelu betina pada awal musim semi (sekitar bulan Maret). Karena sang betina awal-awalnya akan melawan sang jantan yang mencoba mengawininya, maka gerak-gerik mereka seperti layaknya tarian gila yang jauh dari kebiasaan mereka yang biasanya pendiam. "Kegilaan" tersebut termasuk: bertinju dengan terwelu lain (baik antar jantan maupun betina-jantan), melompat secara vertikal seakan-akan tanpa alasan apa-apa, dan secara umum menunjukkan tingkah laku yang abnormal. Karakter Terwelu Maret dalam cerita "Alice's Adventure in Wonderland" juga diambil dari perkataan tersebut.
Kelinci dan terwelu merupakan binatang yang cepat berkembang biak. Betinanya dapat mengandung kandungan kedua sewaktu masih mengandung kandungan yang pertama. Fenomena ini disebut dengan istilah "superfetasi". Mereka dapat berkembang biak sejak muda dan betinanya dapat melahirkan beberapa kali dalam setahun, sehingga ada perkataan "beranak seperti kelinci". Tidak mengherankan kelinci dan terwelu menjadi simbol kesuburan.

Telur
Dalam tradisi gereja, umat Katolik tidak diperkenankan memakan telur selama puasa masa pra-Paskah, sehingga telur menjadi salah satu menu utama hidangan Paskah. Kaum Protestan Jerman yang tidak mau mengikuti tradisi berpuasa tersebut masih tetap memakan telur pada perayaan Paskah.
Tradisi mewarnai telur telah berlangsung lama. Banyak orang Kristen Ortodoks yang mewarnai merah telur Paskah mereka, yang melambangkan darah Kristus dan hidup baru yang terkait dengan musim semi. Warna telur hijau melambangkan tunas-tunas yang baru yang muncul pada permulaan musim semi.
Telur sejak dulu merupakan simbol kesuburan. Ide tentang kelinci yang bertelur datang dari Amerika Serikat pada abad ke-18. Kaum imigran Jerman di Pennsylvania Jerman memakai istilah Terwelu Paskah seperti yang digunakan nenek moyang mereka di Eropa, bukan Kelinci Paskah. Legenda di kalangan mereka, antara lain yang diceritakan oleh Jakob Grimm pada tahun 1855, menceritakan tentang Osterhas yang bertelur di sarang bewarna-warni yang disediakan oleh anak-anak yang tidak nakal.
Legenda Jerman tentang kelinci atau terwelu yang bertelur diperkirakan berasal dari cerita rakyat tentang telur terwelu yang nampaknya merupakan kesalah kaprahan. Terwelu mengasuh anak-anak mereka di atas tanah, tidak di dalam lubang seperti kelinci. Terwelu menggunakan semacam sangkar yang mirip dengan sangkar burung Lawpings. Pada musim semi, penduduk melihat telur burung di sangkar burung yang dikira adalah telur terwelu.
(www.yahoo.com/Kelinci dan Telur Paskah paskah_sabda_org.html).

Tablo Kisah Sengsara

Jumat pagi, 10 April 2009 Gereja ramai. Beberapa orang sudah mulai sibuk memilih-milih kostum yang hendak ia pakai, sementara di sisi lain beberapa ibu mulai membuka peralatan make up untuk merias para pemain.
Pagi ini, Gereja St. Petrus akan mengadakan visualisasi Kisah Sengsara Yesus Kristus yang mengambil tempat di dalam gedung gereja. Visualisasi kisah sengsara di mulai pukul 07.00 WIB maka tidak heran apabila 1 jam sebelumnya, beberapa ruang di lt. 2 telah penuh dengan orang yang hendak "dandan".
Visualisasi Kisah sengsara ini baru diadakan tahun ini, 2009, setelah beberapa tahun lalu sepi. Ini menjadi suatu jawaban atas kerinduan umat yang ingin merenungkan kisah sengsara Yesus Kristus secara lain. Dengan berbagai keterbatasan, waktu latihan, sulitnya mencari pemain, mereka berusaha untuk mempersembahkan diri secara maksimal. Selain itu kami bersyukur pula bahwa banyak umat yang turut terlibat dalam proses persiapan visualisasi ini sehingga visualisasi dapat berjalan dengan lancar.
Kisah Sengsara Yesus Kristus menjadi suatu permenungan amat dalam yang mengantar kita untuk bertolak lebih dalam pada suatu kekelaman derita. Bahwa dalam kekelaman derita itu ternyata ada keselamatan. Keselamatan itu datang dari Allah melalui Yesus Kristus yang menjadi manusia, hidup setaraf manusia, dan dengan kesediaan yang dalam Ia merelakan diri mati di salib demi mengangkat kita semua manusia berdosa. Inilah kegetiran yang dialami oleh Yesus sewaktu berdoa di taman Getsemani, "Bapa telahelah Kujalani hingga hari ini semua yang Kau rencanakan untuk-Ku. Sejak Kau kirim Aku ke rahim perempuan itu hingga Aku lahir sebagai anak manusia yang miskin dan lugu. Telah Kulakukan pula berbagai pekerjaan ajaib demi nama-Mu sebab tetap Ku pegang seutuhnya janji-Ku untuk setiap sampai Kurampungkan semua itu dipuncak Golgota. Tapi malam ini Kusaksikan akhir yang mengenaskan terbayang dibawah cahaya bulan. Ku raba tubuhKu yang fana, “Aku ini manusia dengan daging yang mudah luka”. Genggam jantung-Ku dan hitung denyutnya sebanyak itulah ketakutanKu pada salib dan siksa. Tapi Aku sudah tidak mungkin lagi tidak peduli. Aku telah mengenal dengan baik kehidupan manusia dengan lembah-lembah duka yang menganga serta lekak-liku yang paling gulita dari hidup mereka. Telah Kupercayakan mereka yang Kubawa pada cahaya. Maka, seperti lahir di puncak Golgota akan Kuhadirkan cahaya di hati mereka hingga tubuh-Ku habis menguap dan lenyap di udara".

Semoga kita diteguhkan untuk semakin setia mengikuti-Nya, berani memikul salib, dan berani mempersembahkannya bagi Allah, serta mempersatukan-Nya dengan kehendak Allah, Sang Sumber Hidup (frtri)

Senin, 06 April 2009

Tablo Kisah Sengsara

Pengumuman


Inilah Kisah Sengsara Yesus Kristus

yang terkemas dalam sebuah drama sederhana

Drama kehidupan yang bercermin dari Sang Penyelamat

Yesus Kristus

Hari/tanggal, Jumat, 10 April 2009. Tablo akan diadakan pada pukul 07.00 WIB di Gereja St. Petrus Pekalongan.

Marilah kita merenungkan wafat Kristus di salib

dengan berdoa bersama kami dalam Tablo Kisah Sengsara tersebut.


Semoga kita terbantu dalam memaknai Misteri Paskah bagi hidup kita.


COme n pray with us.......

(frtri)

Kamis, 02 April 2009

Bonum Commune

Pemaknaan kembali tentang esensi politik
bonum commune



Manusia adalah zoon politicon kata seorang filsuf Yunani Kuno, Aristoteles. Kata tersebut mendefinisikan bahwa manusia adalah makhluk yang berpolitik. Ada juga yang mengartikan bahwa manusia tak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dari ungkapan itu ada kata yang pantas kita cermati bersama, yakni “Politik”. Kata mengandung makna sangat luas. Bayangkan saja peristiwa akhir-akhir ini, beramai-ramai orang berkampanye, bendera-bendera partai terpajang di setiap pinggiran jalan, masyarakat berlomba hadir dalam setiap kampanye partai dengan pamrih uang, di sisi lain para wakil rakyat mengumbar janji dan program kerja atas nama bangsa dan negara. Mereka sedang berpolitik. Kata Politik sungguh menyiratkan beragam dinamika. Politik bisa menjadi sesuatu yang sangat kejam tapi kita perlukan karena kita tidak bisa hidup tanpa berpolitik dengan orang lain.
Makna politik secara leksikal dipahami sebagai suatu kegiatan dalam negara untuk mengurus kesejahteraan warga negara. Kesejahteraan warga negara tersebut tampak dalam perwujudan hak-hak seseorang sebagai warga negara sebagai gambaran politik secara luas. Namun dalam pelaksanaannya apakah sudah demikian? Tujuan etis dari kegiatan politik adalah untuk dehumanisasi (menghumanisasikan hidup). Artinya dengan berkegiatan politik manusia semakin berkembang untuk mewujudkan hak-hak dan melaksanakan tanggung jawabnya sebagai warga negara[1]. Pemaknaan prinsip dan tujuan politik itu sebenarnya selalu murni. Namun terkadang muncul persepsi lain bahwa politik itu kotor. Apakah benar demikian? Kita tentu tidak bisa menghakimi bahwa politik itu kotor. Tidak ada politik yang kotor. Kita harus membedakan antara politik dalam artian hakiki dengan politikus yang sering menyalahgunakan kekuasaan politisnya. Tujuan politik adalah bonum commune, artinya kesejahteraan bersama (umum). Panggilan sejati seorang politikus adalah menjadi pelayan dalam mengusahakan kesejahteraan umum. Kesejahteraan umum harus menjadi cita-cita yang senantiasa dikejar dan diusahakan. Kesejahteraan umum makin mungkin diwujudkan bila keadilan, kemakmuran dan kedamaian terus menerus direalisasikan.
Gereja memiliki pandangan yang sama tentang citra politik. Politik dalam arti sesungguhnya tidaklah kotor melainkan pelaksana politik itu sendiri yang cenderung kotor. Untuk itu dibutuhkan suatu spiritualitas yang menjadi dasar hidup seseorang pada saat berkecimpung dalam dunia politik. spiritualitas yang dihidupi adalah spiritualitas Yesus sendiri dan dasarnya adalah bonum commune. Politik harus berpihak kepada manusia. Kesejahteraan umum tidak berarti mengorbankan kepentingan individu. Politik adalah sarana untuk mengangkat (humanisasi) hidup manusia. Inilah politik yang benar yakni membebaskan dan memerdekakan manusia dari segala bentuk penindasan, kekerasan politik, manipulasi, ketidakadilan, kebodohan dan kemiskinan dalam kehidupan bersama.

Umat Katolik Berpolitik
Kita tengok para tokoh Katolik pada dekade sebelum 1990-an yang sangat disegani oleh komunitas non -Katolik karena kejujuran dan integritasnya yang tinggi. Para politisi Katolik yang kini mulai menggeliat untuk tampil di percaturan politik menjelang pemilu 2009 perlu sejenak bercermin pada tokoh-tokoh yang memiliki integritas yang tinggi yang tentu saja mereka ini meneladani Yesus Kristus. Ia adalah I.J. Kasimo Hendrowahyono (1900-1986)[2]. I.J. Kasimo seorang Katolik sekaligus politikus tidak pernah melepaskan dari pikiran dan hatinya filosofi bonum commune dan secara tegas menjauhi praktik homo homini lupus (manusia adalah srigala bagi sesamanya). Ini semua terbentuk karena bimbingan hati nurani dan akal sehatnya sebagai seorang politisi Katolik. Ia meneladani Yesus Kristus yang berjuang juga untuk bonum commune. Satu motto yang Kasimo pegang dalam perjuangannya adalah “Salus Populi Suprema Lex”, keselamatan Bangsa merupakan hukum Tertinggi. Artinya kesejahteraan umum ia pahami dan hayati di atas segala-galanya dalam hidup bermasyarakat bersama. I.J. Kasimo sebagai warga negara Indonesia sekaligus umat Katolik bisa dikatakan tahu letak dan peranannya. Agama bagi dirinya memberi visi hidup, inspirasi, orientasi dan motivasi hidup pribadi dan hidup bermasyarakat bersama[3]. Kasimo tampil sebagai politikus yang berkepribadian dalam politik.
Figure pahlawan Negara dan Gereja Mgr. Soegijopranoto, SJ adalah pribadi istimewa yang pantas kita teladani pula. Ia mengungkapkan pro ecclesia et patria menjadi per Ecclesiam pro patria: menjadi Gereja untuk Negara. Jadilah umat Katolik yang sejati, raihlah masa depanmu sesuai dengan nilai-nilai Injili dan ajaran Gereja untuk mengabdi Gereja dan Negara[4]. Sebagai seorang Katolik, ia sungguh memberikan dirinya secara total demi perluasan kasih di muka bumi. Ia amat bijaksana dalam menempatkan diri sebagai warga Negara Indonesia sekaligus umat Katolik, seratus persen warga Negara dan seratus persen katolik. Tidak ketinggalan tokoh Fransiskus Xaverius Frans Seda. Ia banyak berkecimpung dalam dunia politik dalam rentang waktu yang panjang. Ia pernah berkarya sebagai menteri empat departemen dan ia dipandang sebagai tokoh awam sejati. Ia dikelompokkan dalam segelintir pemikir bersama kaum Klerus yang turut berkiprah dalam membangun negara dan gereja[5].
Keterlibatan masyarakat dalam dunia politik menjadi milik warga Negara pada umumnya. Tidak ada pembedaan antara agama, kedudukan, maupun status social. Salah satu tokoh Katolik yang cukup keras meneriakkan peran semua warga dalam dunia politik sama terlihat dari ungkapannya “janganlah seorang tidak bisa menjadi Presiden Republik Indonesia hanya karena dia tidak beragama Islam”. Ungkapan itu sebenarnya mau mengangkat soal persamaan hak bagi setiap warga Negara[6].
Mereka adalah tokoh-tokoh Katolik yang berani dengan lantang memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan diri sebagai warga maupun umat beragama. Mereka merasa peduli untuk membangun bangsa menjadi baik. mereka terusik untuk meneriakkan kesejahteraan bersam di atas kepentingan pribadi atau golongan semata.

Sense of History, Sense of sacrifice, dan sense of priorities
Sejenak kita bercermin dari para tokoh kita yang sungguh berani berjuang dalam dunia politik, yang mengemban kesejahteraan bersama sebagai prioritas utamanya. Keterlibatan mereka dalam politik menjadi suatu sikap yang pantas kita renungkan. Keterlibatan mereka memberi warna positif, kehadiran mereka memberi perubahan yang baik bagi jalannya suatu pemerintahan. Lantas bagaimana kita ambil bagian dalam kehidupan politik semacam itu? Kita tahu bahwa manusia adalah mahluk yang berpolitik. Mau tidak mau kita senantiasa bersentuhan dengan kehidupan politik. Lantas apa yang bisa kita buat? Mari kita bercermin dan bertanya kepada hati nurani kita bahwa politik itu sangat penting dijaga kemurniannya. Kesadaran betapa pentingnya kemurnian dalam politik berarti kita menempatkan diri dalam suatu kesadaran sejarah hidup yang penting untuk diperjuangkan. Pernah ada yang mengatakan bahwa seorang yang memiliki kesadaran politik, harus pula memiliki kesadaran sejarah (sense of history). Suatu kesadaran bahwa hari kemarin menentukan hari ini dan hari ini menentukan hari esok dalam suatu proses yang kontinyu. Dan yang menentukan penentuan-penentuan tersebut adalah manusia yang memberi bentuk pada kegiatannya. Sebab itu manusia adalah pelaku sejarah. Baik buruknya suatu proses sejarah tergantung kita, pelaku sejarah, bijaksana atau tidak dalam memperjuangkannya. Kesadaran sejarah ini bisa kita temukan dalam diri I.J. Kasimo, Mgr. Soegijopranoto, SJ dll. Mereka sungguh peduli terhadap bangsa dan Negara mereka. Kepedulian mereka memberi nuansa positif bagi perkembangan bangsa.
Perjuangan para tokoh dan kita semua umat beriman yang beritikad baik, tentu menjadi bukti nyata adanya keterlibatan sejarha. Namun idka berhnti di situ, bahwa kepedulian itu memerlukan perjungan dan pengorbanan yang tidak ringan. kesaradan betapa tidak mudahnya menjadi pirbadi yang bijaksana dalam dunia politik menempatkan manusia dalam suatu kesaaran pengurbanan (sense of sacrifice). Ternyata ki ora gampang. Menemukan kesulitan-kesulitan tiu kita diajak untuk bijsakana dalam memperjaungkannya. Kembali pada tjuan dan motivasi awal adlah demi bonum commune, kesejahteraan bersama. Inilah yang harus diprioritaskan. Jiak setiap orang yang bergerak dalam duia politik tidak peduli terhadap kesejahteraan bersama. Maka hasilnya adalah malapetaka bagi bangsa. Kesadaran sense of priorities inilah yang haarus kita kembangkan pula.
Akhirnya, kita semua adalah penentu sejarah itu. keterlibatan dan kepedulian kita, sebagai warga dan umat beriman, sungguh dibutuhkan. Negara Indonesia membutuhkan kearifan berpolitik dari pengelolanya. Untuk itu nilai-nilai moral mesti dibangun di atas merebaknya perilaku politik demi kepentingan sesaat. Tujuan negara harus diutamakan di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Intinya setiap actor/pelaku, termasuk kita, politik harus mengembalikan esensi politik kepada maknanya yang agung. Caranya adalah berpolitik tanpa dusta. Jujurlah dalam bicara dan berbuat demi kesejahteraan bersama (bonum commune), seperti mgr. Soegijopranata, SJ tegaskan bahwa tugas membangun Gereja serta bangsa tidak pernah selesai. Kekatolikan dan keindonesiaan selalu ditempatkan dalam proses yang dinamis. Kita semua diajak untuk memperjuangkan kebesaran Gereja dan sekaligus untuk tidak kenal lelah mewujudkan kejayaan bangsa dan Negara sebagai suatu panggilan suci yang mesti dihidupi[7]. (frtrie)


[1] http://www.balinter.net/Politik dan Godaan Kekuasaan
[2] http://citizennews.suaramerdeka/Kegairahan Politik Katolik.com
[3] Pak Kasimo dan Kita, Mingguan Hidup, Ed. Ulang Tahun ke 80 Bapak I.J. Kasimo, Jakarta, 1980.
[4] D. Gusti Bagus Kusumawanta, P, www.mirifica.net
[5] http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/frans-seda
[6] http://www.hariansib.com/2008/12/09

[7] Ed, Mikhael Dua, Febiana R. Kainama, Kasdin Sihotang, “Politik Katolik Politik Kebaikan Bersama”, Obor: Jakarta, 23

Menemukan Panggilan Kita

Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. —Efesus 4:1Baca: Efesus 4:1-16Suatu pergumulan yang terus-menerus kita alami di saat belajar mengikut Kristus adalah ketika kita mencoba untuk menemukan panggilan hidup kita. Kita sering berpikir bahwa panggilan itu berkaitan dengan pekerjaan dan lokasi kita. Namun, mungkin yang lebih penting dari itu adalah soal karakter, yakni keberadaan diri yang mendasari perilaku. "Tuhan, apa yang Engkau kehendaki bagiku?"Dalam Efesus 4, Paulus menulis, "Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu" (ay.1). Ia melanjutkan ini dengan tiga "hendaklah", seperti tertulis dalam satu terjemahan: Hendaklah selalu rendah hati, hendaklah lemah lembut, hendaklah sabar, "tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu" (ay.2). Paulus menulis ini dari penjara, suatu tempat yang sulit, namun ia terus setia pada panggilan Allah atas hidupnya.Oswald Chambers berkata: "Pengabdian bukanlah menyerahkan panggilan hidup kita pada Allah, tetapi pemisahan dari semua panggilan lainnya dan memberikan diri kita sepenuhnya pada Allah, mengizinkan kedaulatan Allah menempatkan kita sesuai kehendak-Nya—dalam bidang bisnis, hukum, ilmu pengetahuan, pertukangan, politik; atau dalam pekerjaan yang sederhana sekalipun. Kita ditempatkan di sana untuk bekerja sesuai hukum dan prinsip Kerajaan Allah."Bila kita adalah orang-orang yang tepat di mata Allah, kita dapat melakukan tugas apa pun yang diberikan-Nya, di mana pun Dia menempatkan kita. Dengan itulah, kita menemukan dan meyakini panggilan-Nya bagi kita. —DCM
Engkau dipanggil dengan suatu panggilan ilahiUntuk menjadi terang dunia;Untuk memancarkan cahaya InjilHingga terangnya bisa dilihat banyak orang. —NN.Yang terpenting bukanlah apa yang Anda kerjakan, tetapi siapakah diri Anda. sumber : rbcintl.org

Senin, 16 Maret 2009

Bunga Berduri Yang Indah



Sandra masuk ke dalam toko bunga dengan langkah berat. Ia sedang mengalami hal berat dalam kehidupannya. Ketika ia sedang hamil empat bulan pada kehamilannya yang kedua, sebuah kecelakaan mobil merengut nyawa janinnya. Pada minggu "Thanksgiving" ini, ia mungkin akan melahirkan seorang putra jika kecelakaan itu tidak terjadi. Ia sangat sedih, benar-benar terpukul atas kejadian itu. Tetapi sepertinya, kejadian itu belum cukup, perusahaan di mana tempat suaminya bekerja, menugaskan suaminya untuk bekerja di bagian cabang. Kemudian, adik perempuannya, yang ketika masa liburan tiba selalu mengunjunginya, menghubunginya karena ia tidak dapat berkunjung pada liburan kali ini.Kemudian teman Sandra menasehati Sandra dengan mengatakan bahwa segala kedukaan yang ia alami adalah jalan Tuhan untuk mendewasakannya sehingga ia dapat bersikap lebih tenggang rasa terhadap penderitaan orang lain. "Ia tidak tahu apa yang aku rasakan," pikir Sandra dengan lirih.Thanksgiving? Berterima kasih untuk apa? pikirnya. Untuk supir truk yang ceroboh, yang menyerempet mobilnya dengan sangat keras? Untuk kantong udara penyelamat mobil yang menyelamatkan hidupnya, tetapi mengambil hidup bayinya?"Selamat siang, bisa saya bantu?" secara tiba-tiba ia berhenti dari lamunannya."Aku... aku membutuhkan persiapan untuk thanksgiving," jawab Sandra dengan gagap."Untuk Thanksgiving? Apakah kamu ingin suatu hal yang indah, tetapi sederhana, ataukah kamu ingin menghadirkan situasi yang berbeda seperti pilihan pelanggan di sini, yang kusebut sebagai 'Thanksgiving istimewa?' tanya penjaga toko."Aku yakin bunga-bunga itu menceritakan sesuatu dalam kehidupanmu," lanjutnya."Apakah kamu mencari sesuatu yang bisa menyampaikan rasa terima kasihmu pada hari Thanksgiving ini?""Tidak juga!" celetuk Sandra. "Dalam lima bulan terakhir ini, semuanya yang bisa menjadi buruk benar-benar menjadi buruk."Sandra menyesali ucapannya tadi, dan sangat terkejut ketika penjaga toko itu berkata, "Aku telah mempersiapkan sesuatu untukmu di hari Thanksgiving ini."Pada saat itu, bel pintu toko berbunyi, dan penjaga toko menyalami seorang pelanggan yang baru saja masuk. "Hai, Barbara... tunggu sebentar yah, aku ambilkan pesananmu." Penjaga toko itu masuk ke dalam, menuju ruang kerjanya, kemudian muncul kembali sambil membawa berbagai macam persiapa untuk Thanksgiving, seperti tanaman hijau, pita-pita, dan tangkai bunga mawar duri yang panjang. Anehnya, hanya tangkainya saja, tidak ada bunganya."Mau dimasukkan ke dalam kotak?" tanya penjaga toko. Sandra mengamati reaksi pelanggan itu. Apakah ini hanya lelucon? Siapa yang mau tangkai mawar tanpa bunganya! Ia menunggu seseorang tertawa, tetapi wanita itu tidak tertawa."Iya, Tolong yah," jawab Barbara dengan tersenyum."Aku kira setelah tiga tahun mengalami Thanksgiving yang istimewa, aku tidak akan tersentuh dengan nilai dari Thanksgiving ini, tetapi aku bisa merasakannya di sini," ia berkata sambil menyentuh dadanya. Dan ia pergi dengan pesanannya."Uh," gumam Sandra, "wanita itu telah pergi dengan, uh... ia telah pergi tanpa bunga!""Baiklah," kata penjaga toko, "Aku akan memotong bunga itu. Itulah Thanksgiving istimewa. Aku menyebutnya sebagai 'Karangan Bunga Berduri Thanksgiving'.""Ayolah, kau tidak bisa menyebutkan siapa yang bersedia membayar untuk tangkai bunga seperti itu!" seru Sandra."Barbara datang ke toko ini tiga tahun yang lalu dengan perasaan sama seperti yang kau alami sekarang ini," si penjaga toko menjelaskan. "Ia berpikir tidak perlu banyak berterima kasih kepada Tuhan. Ia telah kehilangan ayahnya karena penyakit kanker, bisnis keluarganya juga sedang buruk, putranya terlibat dalam masalah obat-obatan, dan ia tengah menghadapi operasi pembedahan yang sangat serius.""Pada tahun yang sama, aku kehilangan suamiku," lanjut si penjaga toko, "dan untuk pertama kalinya dalam kehidupanku, aku menghabiskan liburan sendirian. Aku tidak memiliki anak,suami, kerabat dekat, dan memiliki banyak utang.""Jadi apa yang kau lakukan?" tanya Sandra."Aku belajar untuk berterima kasih atas segala penderitaanku," jawab penjaga toko itu dengan pelan. "Dulu aku selalu bersyukur kepada TUHAN atas segala hal yang baik dalam kehidupanku dan tidak pernah mempertanyakan mengapa hal yang terbaik terjadi kepadaku. Tetapi, ketika hal yang buruk menimpaku, aku mempertanyakan berbagai pertanyaan kepada TUHAN, aku menyalahkan TUHAN, aku marah kepada TUHAN! Aku membutuhkan waktu lama untuk mengerti dan mempelajari bahwa saat-saat sulit dan menderita sangatlah penting.Saat kita menderita itulah, kita memperoleh kekuatan. Aku selalu terlena dengan 'bunga' kehidupanku, tetapi ternyata duri kehidupankulah yang memperlihatkan kepadaku keindahan dari kerahiman TUHAN. Kau tahu, dalam alkitab tertulis bahwa Tuhan selalu menghibur kita ketika kita menderita, TUHAN memberikan kepada kita kekuatan, dan dari penghiburan-NYA lah kita belajar untuk menghibur orang lain."Sandra mulai berpikir tentang perkataan temannya yang mencoba untuk memberitahukan kepadanya. "Aku rasa yang benar adalah aku tidak perlu dihibur. Aku telah kehilangan bayiku dan aku marah terhadap TUHAN."Pada saat itu juga seseorang masuk ke dalam toko. "Hey, Phil!" teriak penjaga toko kepada seorang pria botak bertubuh gemuk."Istriku memintaku untuk mengambil pesanan Thanksgiving istimewa... dua belas tangkai duri!" canda Phil ketika si penjaga toko menyerahkan sebuah bungkusan persiapan Thanksgiving."Semuanya itu adalah untuk istrimu?" tanya Sandra ragu. "Apakah kau keberatan jika aku bertanya mengapa ia menginginkan sesuatu seperti itu pada hari Thanksgiving?""Tidak... bahkan aku sangat senang kau bertanya," jawab Phil. "Empat tahun lalu, aku dan istriku hampir bercerai. Setelah empat puluh tahun, kami berada dalam keadaan yang kacau, tetap dengan kasih TUHAN dan bimbingan-NYA, kami berhasil mengatasi masalah demi masalah. TUHAN telah menyelamatkan pernikahan kami. Jenny di sinilah (sang penjaga toko) yang mengatakan kepadaku bahwa ia menyimpan vas bunga yang berisikan tangkai bunga mawar untuk mengingatkan kepadanya apa yang ia pelajari dari saat-saat 'berduri' dalam kehidupannya, dan itu sangatlah menjelaskanku.Aku membawa beberapa tangkai bunga mawar ke rumah. Lalu aku dan istriku memutuskan untuk menamai setiap tangkai bunga dengan masalah yang kami hadapi, kami berusaha untuk mengerti maksud dari masalah itu, dan ternyata duri-duri yang kami alami itu benar-benar memberikan kekuatan kepada kami, kami berterima kasih kepada TUHAN atas pelajaran dari masalah itu."Setelah Phil membayar penjaga toko itu, ia berkata kepada Sandra, "Aku sangat menyarankan agar kau mengambil yang 'istimewa' ""Aku tidak mengetahui apakah aku bisa bersyukur atas duri kehidupanku," kata Sandra. "Semua duri itu masih sangatlah.... baru.""Baiklah," jawab penjaga toko itu dengan hati-hati, "pengalamanku telah menunjukkan kepadaku bahwa duri dalam kehidupan kita telah membuat bunga-bunga kehidupan kita lebih berharga. Kita menyimpan anugerah TUHAN lebih baik selama kita berada dalam masalah dibandingkan dengan saat-saat lain. Ingat, karena mahkota duri yang Yesus kenakanlah sehingga kita dapat mengalami kasih-NYA. Jangan menyesali duri-duri kehidupanmu. Duri-duri kehidupanmu itulah yang membentukmu dan memberimu kekuatan."Air mata mengalir deras di pipi Sandra. Untuk pertama kalinya sejak kecelakaan itu, ia menghilangkan duka dan penyesalannya. "Aku akan mengambil dua belas tangkai bunga berduri, tolong yah...." ia berkata sambil terisak-isak."Baiklah, aku akan menyiapkan mereka dalam beberapa menit," jawab penjaga toko itu dengan ramah."Terima kasih. Berapa semua biayanya?""Tidak ada. Tidak ada, yang ada hanya suatu janji bahwa kau akan mengijinkan TUHAN untuk menyembuhkan hatimu. Biarkan aku membelikanmu barang persiapan untuk Thanksgiving tahun pertamamu." penjaga toko itu tersenyum dan menyerahkan sebuah kartu kepada Sandra. "Aku selipkan kartu ini dalam barang-barang persiapan Thanksgiving, tetapi mungkin kau ingin membacanya terlebih dahulu."Di dalam kartu itu tertulis :"TUHAN-ku, aku belum pernah bersyukur kepada-MU untuk semua duriku. Aku berterima kasih kepada-MU atas segala bunga kehidupan yang kuterima, tetapi belum pernah sekalipun aku berterima kasih untuk penderitaanku. Ajarilah aku untuk menanggung beban salibku dengan tabah, ajarilah aku untuk menghargai nilai yang terkandung dari setiap penderitaan atau duri yang kuhadapi.Tunjukkanlah kepadaku, bahwa lewat jalan yang sulit, menderita dan jalan yang penuh dengan kerikil, setiap hari aku semakin bertambah dekat dengan-MU.Tunjukkanlah kepadaku, ya TUHAN, lewat air mataku, warna pelangi-Mu yang sangat indah."Pujilah nama-NYA untuk segala bunga kehidupanmu, berterima kasihlah kepada-NYA untuk semua duri yang kau peroleh...! Sumber : www.klinikrohani.com : Indoforum.org



II Korintus 12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.


II Korintus 12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.I Korintus 2:3 Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.


I Korintus 15:43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.


II Korintus 11:30 Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.

Kamis, 05 Maret 2009

Paus Benedictus XVI Tak Permasalahkan Facebook


[okezone 24/1/09] Keberadaan internet, perlahan mulai mendapat tempat bagi Paus Benedictus XVI. Setelah kemarin membuat kanal khusus di YouTube, kini Paus menyatakan keterbukaanya terhadap situs jejaring sosial Facebook.
Pimpinan tertinggi Umat Katolik ini mengungkapkan, situs jejaring sosial seperti Facebook dan MySpace sah-sah saja digunakan, karena dapat dapat membina persahabatan dan pengertian. Akan tetapi, Paus juga mengingatkan agar jangan mengisolasi diri dan menjadi kaum marjinal.
Seperti yang diberitakan Associated Press (AP), Sabtu (24/1/2009), Paus juga menghimbau untuk semua pengguna internet agar mengirimkan pesan yang mengkampanyekan hari Jumat sebagai Hari Berkomunikasi sedunia.
Kehadiran jejaring sosial menurut Paus dianggapnya sebagai ‘hadiah’ dari teknologi, yang menjadikan komunikasi sebagai kebutuhan mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia. Paus juga mengingatkan pengembang jejaring sosial untuk tidak menyinggung harkat dan martabat manusia.
Keterbukaan Paus ini juga sebagai bantahan atas adanya keinginan Konferensi Uskup Italia (CEI) yang menyerukan agar Facebook diblokir.
Para pemimpin gereja Katholik itu menilai Facebook bukanlah situs jejaring sosial, tapi situs jejaring individu karena Facebook akan mengarahkan seseorang untuk bersikap mementingkan dirinya. Susetyo Dwi Prihadi -http://pormadi.wordpress.com/2009/01/29/paus-benedictus-xvi-tak-permasalahkan-facebook/

Hidup Bukan VCD Player

Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain. Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya tergores.Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul Tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman. Setelah sang ayah tenang kembali, Dia segera membawa anaknya ke rumah sakit.Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari-jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, "Papa, aku minta maaf tentang trukmu." Kemudian, ia bertanya, "tetapi kapan jari-jariku akan tumbuh kembali?" Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.Renungan cerita di atas.Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki. Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan. Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya. Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya waktu tidak dapat kembali; hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di Backward dan Forward. HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja. Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak; yang berperan besar dalam kehidupan kita adalah "HATI" yang penuh dengan belas kasih dan cinta kasih. Jadikanlah CINTA KASIH sebagai nafas kehidupan kita yang sesungguhnya (diambil dari sumber : www.santamaria.or.id)

Sebuah Permenungan tentang 100% katolik 100% anak bangsa



Latar Belakang Terisolasinya (sadar atau tidak sadar) umat Katolik dalam “keIndonesiaan” yang baru menyebabkan umat Katolik tertinggal dan ditinggalkan. Pemahaman umat Katolik (termasuk gereja) yang terbatas terhadap situasi Indonesia saat ini menyebabkan kurangnya partisipasi (apatisme) umat Katolik dalam masyarakat. Ini menyebabkan gereja dan umatnya lebih memfokuskan kegiatannya pada liturgi (di dalam pagar gereja). Di sisi lain pelayanan pendidikan dan kesehatan Katolik mengalami stagnasi dan cenderung larut dalam tekanan ekonomi. Warna dan nilai Katolik menjadi kabur didalamnya. Sementara diluar pagar gereja terjadi dinamika masyarakat yang begitu tinggi (perubahan), sehingga umat hanya menjadi penonton dan cenderung kehilangan orientasi menyikapi dinamika tersebut. Bagaimana komunitas Katolik (gereja dan umat) melakukan kontemplasi dan introspeksi atas fenomena perubahan saat ini? Perlunya pemahaman nilai Katolik yang “baru” terhadap perubahan yang terjadi di Indonesia secara sosio kultural. Bagaimana umat Katolik dapat ikut didalam mewarnai bangsa Indonesia apabila mereka (umat) menjadi terasing bahkan rendah diri dalam pergaulan masyarakat? Sesungguhnya telah banyak tokoh umat Katolik mewarnai Republik ini, sebut saja; IJ Kasimo, Slamet Riyadi, Yos Sudarso, PK Ojong dan lain lain. Mereka adalah produk pendidikan HIK Muntilan asuhan Romo van Lith. Dapatkah umat Katolik menjadi bangga (tidak rendah diri) untuk mengatakan: “Aku 100% Katolik dan 100% Anak Bangsa”? Bagaimana umat mengambil partisipasi dalam kehidupan kebangsaan? Bagaimana umat Katolik dapat menjadi inspirasi bagi perubahan (menuju perbaikan) itu sendiri? Bagaimana peran gereja dalam menyikapi perubahan dalam bangsa Indonesia? Adakah suatu keinginan gereja untuk mewarnai kehidupan berbangsa melalui umatnya? Sejarah Katolik di Indonesia mencatat; Romo van Lith, Romo Becks, Romo Brouwer, Romo Dick Hartoko, Romo FX Satiman, Romo Mangun dan banyak lagi tokoh keagamaan dari gereja Katolik yang disegani dan dihormati masyarakat Indonesia (mayoritas Islam) karena sikap dan integritasnya. Saat ini umat Katolik memiliki, Romo Sindhunata, Romo Muji Sutrisno, Romo Sandyawan, Romo Frans Magnis Suseno yang diharapkan dapat mewarnai kebijakan gereja dan memberi arah baru kepada umat Katolik dalam menuju Indonesia yang bermartabat, damai dan berkeadilan. Bagaimana visi mereka melihat keIndonesiaan kita yang “baru”? Atau bagaimana mereka menjabarkan nilai nilai Katolik yang “baru” dalam konteks Indonesia yang kusam? Kemanusiaan, Kebangsaan dan KeIlahian Kemanusiaan: harmoni menjadi tujuan dan landasan Sesungguhnya misteri hidup haruslah disyukuri sebagai bagian dari puzzle Ilahi. Kita tidak bisa “memilih” sebagai “apa” atau berperan sebagai “siapa” dalam kehidupan masyarakat. Namun haruslah diingat bahwa harmoni dalam bingkai kemanusiaan merupakan bagian terpenting dari misi kehidupan kita, sebagai umat Katolik. Ini merupakan cara memuji keIlahian dalam hubungan horizontal. Sebagai kemanusiaan kita mengalami kesetaraan dalam harmoni. Harmoni dalam kearifan lokal. Telah lama dirintis oleh misionaris Jesuit (antara lain; Romo van Lith, datang ke Indonesia tahun 1896) dalam mengembangkan pendidikan dan pelayanan kasih. Intinya adalah kasih, kemandirian, pribadi yang teguh pada nilai nilai dan kekaryaan dalam pelayan masyarakat. Mereka berupaya mendalami nilai nilai dalam satu komunitas budaya setempat dalam pelayanan masyarakat. Mereka percaya bahwa dengan memberi pelayanan pendidikan kepada para pribumi merupakan suatu upaya pembebasan rakyat dari penjajahan, kebodohan, kemiskinan dan ketidak adilan. Keberhasilan misionaris Jesuit terjun dalam masyarakat di era penjajahan Belanda mendorong munculnya rasa kebangsaan dan kemanusiaan tumbuh subur dikalangan murid murid asuhan romo Jesuit di Muntilan, antara lain; Djajoes (Mgr Djojosapoetro SJ), Soegijo (Mgr. Sooegijopranoto SJ) dan IJ Kasimo. Kebangsaan dalam Pemulihan Martabat dan Kesetaraan Katolik sebagai gerakan kemerdekaan, dapat dicatat bahwa Muntilan merupakan salah satu pijakan terpenting bagi perkembangan umat Katolik di Indonesia. Sejak awal sejarah berkembangnya agama Katolik di Indonesia ,yang sudah mendekati 500 tahun, berjalan seiring dengan pasang surut sejarah bangsa. Sepanjang itulah interaksi dalam kesejarahan terjadi. Seiring dengan sejarah bangsa Indonesia, masyarakat Katolik turut berpartisipasi didalam proses kemerdekaan. Pendidikan Katolik kepada segelintir anak anak pribumi di Jawa (HIL Muntilan) berhasil membentuk rasa percaya diri dan keyakinan akan suatu nilai nilai kemanusiaan yang harus diperjuangkan lewat kemerdekaan. Mereka ikut berperan serta bersama pemuda yang lain dalam revolusi kemerdekaan. Di berbagai bidang, umat Katolik mendapatkan tempat yang terhormat karena kualitas kemanusiaannya. Di era revolusi kemerdekaan ini umat Katolik mendapat tempat yang layak di masyarakat. Pada 21 Juli 1947, Mgr Soegijopranoto menyerukan kepada umat Katolik untuk mendukung upaya pencapaian kemerdekaan bangsa. Umat Katolik harus ikut memberi dukungan kepada Republik. Salus Populi Suprema Lex (kesejahteraan rakyat adalah kepentingan tertinggi), begitulah ideologi umat Katolik dalam politik bangsa. Keteguhan, kejujuran, disiplin, pelayanan menjadi karya kasih di masyarakat merupakan karakter/ciri utama masyarakat Katolik. Pusat pelayanan publik seperti rumah sakit dan sekolah menjadi rujukan kualitas bagi masyarakat luas. Nilai nilai inipun tercermin dalam hadirnya tokoh-tokoh Katolik yang disegani oleh masyarakat luas. Mereka rata rata dikenal sebagai sosok yang jujur, teguh, disiplin, pelayanan dan dedikasi. Pertanyaan kita hari ini adalah, apakah kita tidak merasa bahwa semua karya pendahulu kita akan sia sia hanya karena kita semua sudah merasa mapan? Empati, kesetia kawanan dan pelayanan menjadi menurun ditengah umat Katolik pada saat ini, diakibatkan karena kita telah kehilangan nilai nilai kita sendiri (disorientasi). Saat ini sangatlah tepat bagi kita untuk merenungkan kembali jejak umat Katolik dalam sejarah bangsa Indonesia. Ini diperlukan untuk mendapatkan titik orientasi “baru” (back azzimut) umat Katolik “baru” dalam ke Indonesiaan yang “baru”. Ini saatnya kita melihat masa depan Indonesia menjadi lebih cerah. Ini merupakan sebuah kemerdekaan kedua, sebuah momentum penting bagi perjalanan umat Katolik kedepan dan bangsa itu sendiri. Kita harus melakukan kontemplasi akan nilai nilai Katolik yang kita yakini; kasih, pengampunan dan pelayanan. Menggali kembali nilai nilai “100% Katolik dan 100% Indonesia” sebagai perekat bangsa dan sebagai sebuah momentum kebangsaan. Pemulihan kesetaraan akan berlangsung efektif apabila setiap figur pribadi umat Katolik dapat menjadi garam bagi masyarakatnya. Idealnya umat Catholic memiliki Figur yang merdeka, percaya dan teguh kepada nilai-nilai kemanusiaan, percaya pada pelayanan kasih bagi sesama. Permenungan kepada kita semua saat ini adalah, apakah kita semua paham dan sadar bahwa ke Indonesiaan saat ini sedang dalam perubahan besar? Sudahkah kita memaknai ini sebagai tantangan dan misi kita sebagai umat dalam suatu bangsa? KeIlahian, Hidup dalam Mission Perwujudan nilai nilai Katolik dalam masyarakat dapat diwujudkan dalam nilai nilai dan perilaku yang bersifat partisipasi aktif. Dalam mendorong masyarakat menjadi bermartabat umat Katolik ikut berperan aktif. Bagi umat Katolik, sesungguhnya hidup adalah mission bagi setiap individu manusia. Memuliakan martabat manusia secara ke-Ilahian adalah perwujudan nilai nilai utama umat Katolik. Menjadi inti dari kualitas dan jati diri manusia seutuhnya. Itu sebabnya, saat ini, umat Katolik harus dapat menempatkan kembali nilai nilai “baru” yang segar, atraktif, memiliki karakter dan kepribadian yang berkualitas. Sungguh tidak mudah karena Indonesia saat ini sedang dalam perubahan besar menuju suatu masyarakat demokrasi. Ini terjadi karena tantangan umat Katolik di depan merupakan momentum besar bagi mission keumatan maupun sebagai mission warga negara Indonesia. Mission terbesar kita adalah mengangkat martabat bangsa lewat nilai nilai Kristiani dalam pelayanan dan kasih kemanusiaan. Sesungguhnya nilai nilai kasih dalam kemanusiaan merupakan wujud kerpercayaan kita akan adanya Allah Pengasih. Pelayanan kasih secara horizontal merupakan pencerminan keimanan Kristiani dalam hubungan ciptaan-Nya secara vertikal dengan penciptaNya. Oleh karena itu sikap penting umat Katolik saat ini adalah mereposisi kembali nilai nilai Katolik dalam era global dan lokal. Seiring hal tersebut perlu dikedepankan nilai nilai Katolik yang berintikan pelayanan, kasih dan pengharapan di segala bidang masyarakat. Pertanyaan utama kita saat ini adalah seberapa jauh kita menyadari bahwa kita telah “tersesat” dalam ke-Indonesiaan yang “baru”? Atau seberapa jauh kita menyadari bahwa sebagai warga negara kita wajib melakukan hal terbaik dari nilai-nilai Kristiani yang kita miliki sebagai bagian pengabdian kita kepada rakyat dan bangsa Indonesia? Pertanyaannya: Bagaimana menurut pendapat teman-teman tentang 100% katolik 100% anak bangsa yang dimiliki oleh OMK kita saat ini? (http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=5474)

Uskup Dorong Orang Muda Katolik Terlibat dalam Kehidupan Politik



INDONESIA - 2008-8-22 BATURADEN, Jawa Tengah (UCAN) -- Ketika bangsa Indonesia mempersiapkan pemilihan umum (Pemilu) yang akan berlangsung bulan April mendatang, uskup Purwokerto mendorong orang muda Katolik di keuskupannya agar berpartisipasi secara aktif dalam politik.
"Anda semua adalah masa depan di wilayah Keuskupan Purwokerto ini," kata Uskup Julianus Sunarko SJ kepada sekitar 100 orang muda dari semua 23 paroki di keuskupan yang menghadiri sebuah seminar baru-baru ini.
Komisi Kepemudaan dan Pastoral Mahasiswa Keuskupan Purwokerto menyelenggarakan seminar yang berlangsung 9-10 Agustus itu di Rumah Pastoral Hening Griya di Baturaden.
Tema seminar, “Kaum Muda Feat. Politik,” mencerminkan kepedulian uskup untuk mempersiapkan orang muda menjelang Pemilu yang akan diadakan 9 April 2009.
Banyak orang, termasuk umat Katolik, menganggap politik itu kotor, kata uskup, tetapi ”pandangan semacam itu tidak benar.” Sebaliknya, ”politik adalah seni mengatur kehidupan bersama untuk kesejahteraan bersama dan ini yang penting untuk dipahami,” jelasnya.
Ceramahnya, yang membuka seminar itu, mendorong orang muda Katolik agar bergabung dengan partai-partai politik, namun ia menyarankan, ”Yang penting bertanya apakah partai yang akan saya ikuti mewujudkan perdamaian dan keadilan bagi bangsa atau tidak.”
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyetujui 38 partai politik yang akan bersaing dalam Pemilu mendatang, dan menetapkan masa kampanye selama sembilan bulan, mulai 8 Juli.
Setelah ceramah uskup, ceramah-ceramah lainnya disampaikan oleh Pastor Petrus Pramudyarkara SJ dari Komisi Kemahasiswaan Keuskupan Agung Semarang, Pastor Paulus Christian Siswantoko, yang mengetuai Komisi Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Purwokerto, dan Fransiskus Assisi Agus Wahyudi, mantan anggota KPU Kabupaten Banyumas. Ceramah-ceramah ini dilanjutkan dengan sejumlah sesi diskusi.
Pastor Pramudyarkara menjelaskan sikap Gereja tentang keterlibatan dalam politik, khususnya mengutip sejumlah dokumen tertentu dari Konsili Vatikan Kedua (1962-1965): Gaudium et Spes (“Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Modern”), Lumen Gentium (“Konstitusi Dogmatis tentang Gereja”), dan Apostolicam Actuositatem ("Dekrit tentang Kerasulan Awam").
Gereja harus terlibat dalam politik, katanya, "untuk membangun kehidupan politik yang sungguh manusiawi ... daripada menumbuhkan semangat batin keadilan dan kebaikan hati serta pengabdian demi kesejahteraan umum" (Gaudium et Spes 73).
Tugas khusus umat Katolik, lanjutnya, adalah “menyinari dan mengatur semua hal-hal fana, yang erat-erat melibatkan mereka, sedemikian rupa, sehingga itu semua selalu terlaksana dan berkembang menurut kehendak Kristus, demi kemuliaan Sang Pencipta dan Penebus” (Lumen Gentium 31).
Ia juga menekankan bahwa “hendaknya orang-orang Katolik yang mahir di bidang politik, dan sebagaimana wajarnya berdiri teguh dalam iman serta ajaran kristiani, jangan menolak untuk menjalankan urusan-urusan umum” (Apostolicam Actuositatem 14).
Pastor Siswantoko berbicara tentang kekerasan yang terjadi di tanah air. Ia mendefinisikan kekerasan sebagai tindakan yang mengakibatkan penderitaan fisik dan psikis bagi individu atau kelompok, dan menegaskan bahwa "ini semakin marak di tanah air." Tanggapan kita, katanya, hendaknya "melawan kekerasan dengan tindakan tanpa kekerasan seperti dialog."
Wahyudi mengatakan kepada orang muda itu bahwa Pemilu merupakan sebuah manifestasi dari demokrasi, tetapi ini hanya bisa terwujud jika seluruh masyarakat berpartisipasi secara aktif. “Orang muda Katolik jangan hanya menjadi penonton,” kata pria awam berusia 43 tahun itu.
Seusai seminar, peserta mengatakan kepada UCA News bahwa mereka sekarang melihat politik dalam terang baru dan siap memberikan penyadaran politik di tempat mereka masing-masing.
Brigita Dewi Yuliantari Rahmawati mengakui: "Mulanya saya tidak tahu tentang politik, bahkan saya alergi. Tetapi seminar ini memberi cara pandang baru." Wanita berusia 29 tahun dari Paroki St. Agustinus di Purbalingga, 20 kilometer tenggara Baturaden, itu mengatakan bahwa ia akan "mendorong teman-teman muda agar mau aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial sehingga mereka bisa memahami masalah sosial."
Maria Frista, 20, dari Paroki Hati Kudus Yesus di Tegal, sekitar 50 kilometer utara Baturaden, mengaku bahwa ia merasa tidak yakin bahwa suaranya punya arti dalam Pemilu lima tahun lalu, maka ia tidak menggunakan hak suaranya. Namun sekarang, katanya, "saya tahu bahwa perubahan itu ditentukan oleh kita." Frista berjanji untuk bekerja bersama teman-temannya untuk mengadakan seminar-seminar tentang politik bagi orang muda di parokinya (diambil dari http://www.ucanews.com/2008/08/22/indonesia-uskup-dorong-orang-muda-katolik-terlibat-dalam-kehidupan-politik/)

Minggu, 22 Februari 2009

Mengintip Geliat PIR (Pendampingan Iman Remaja)

Minggu, 22 Februari 2009, pukul 09.00, WIB menjadi saat yang dinanti-nantikan oleh beberapa anak remaja Paroki St. Petrus Pekalongan. Mereka adalah anak-anak remaja yang tergabung dalam kelompok PIR. Mereka, yang menjadi anggota PIR, adalah anak-anak SD (mulai dari kelas 4) sampai dengan SMP (Kelas 2).


Kelompok PIR ini mengadakan kegiatan setiap Minggu ke-2 dan Minggu ke-4 (2 kali pertemuan dalam satu bulan). Bentuk-bentuk kegiatan yang diadakan cukup beragam. Para pendamping rupanya mengemas materi setiap pertemuannya dengan cukup dinamis. Dengan harapan bahwa para anggota, anak-anak PIR, tidak bosan dalam mengikuti kegiatan setiap minggunya. Kegiatan yang dilakukan pada hari minggu kedua lebih bersifat pembinaan rohani. Kegiatan yang diadakan semacam pelatihan (lektor), pendalaman, refleksi dsb. Sementara kegiatan minggu keempat menekankan kecerdasan emosional, relasi dengan berbagai game (Permainan), serta dinamika kelompok yang lain. Dalam permainan-permainan tersebut, para pendamping menyelipkan turning point (bundelan) atas permainan tersebut. Dengan permainan-permainan tersebut diharapkan para remaja sungguh terbantu dalam mengembangkan dirinya secara seimbang teristimewa kepribadian (mental) dan spiritual. Sebagaimana telah diadakan dalam minggu ini, kegiatan lebih menekankan permainan, yaitu permainan One Body/Satu Tubuh. Permainan ini dimaksudkan agar mereka, para remaja, sungguh menyadari pentingnya kebersamaan sebagai satu kelompok. Analogi tubuh, yang bekerja sebagai satu kesatuan utuh, kiranya tepat untuk menggambarkan kerjasama dan kebersamaan itu. Para peserta dibagi menjadi empat kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Setiap anak dalam kelompok akan mendapatkan peran tertentu, seperti orang buta, lumpuh, mulut, mata, telinga. Mereka akan bekerjasama untuk mengantarkan temannya, yang buta dan lumpuh, untuk mengambil barang-barang yang telah disiapkan pendamping. Mereka tampak antusias dalam mengikuti acara. Semangat itu terlihat dari minat mereka dalam mengikuti kegiatan, bahkan banyak yang mengusulkan bahwa waktu kegiatan itu ditambah, 2 jam (semula 1 jam).


Permainan-permainan ini sekedar menjadi sarana untuk menyisipkan nilai-nilai rohani, tentang kepribadian yang membantu para remaja dalam berkembang secara integral. Setelah permainan-permainan itu selesai mereka lanjutkan dengan menyanyi bersama. Lagu yang dinyanyikan pun merupakan lagu karangan mereka sendiri (menggubah syair lagu pop). Ini menunjukan betapa kreatifnya anak-anak seusia mereka.


Semoga minat anak-anak (remaja) dalam mengikuti kegiatan PIR ini semakin banyak, sehingga dinamika kegiatan menggereja dapat terus berlangsung. Anak-anak Remaja adalah penerus bangsa dan Gereja, diatas pundakmu masa depan ditanggungkan, mulai dari sekarang, saat ini bukan esok atau nanti. (frtri)

Sabtu, 21 Februari 2009

Orang Muda Berdoa

Kursi-kursi ruang doa di depan patung pieta tidak lagi kosong melompong. Belum lama ini, serombongan orang muda (SMA) tampak lebih mendominasi daripada umat yang lain (dewasa). Mereka, orang muda, rupanya tengah asyik berdoa. Wajah-wajah penuh harap mengalir dari rona mereka yang berlutut di depan patung Pieta. Ternyata mereka adalah anak-anak SMA dan SMP yang sebentar lagi menempuh ujian akhir. Selain persiapan secara lahir, dengan berbagai les, tambahan pelajaran dsb, mereka masih menyeimbangkannya dengan pemenuhan sisi batiniah mereka (secara rohani).

Memang, peristiwa semacam ini sudah menjadi peristiwa yang biasa, khususnya di Paroki St. Petrus Pekalongan. Bahwa banyak orang muda yang datang berdoa di depan patung Pieta saat mendekati ujian akhir. Kegelisahan batin ternyata menggerakkan mereka untuk menyandarkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Kesadaran bahwa kekuatan manusia tidaklah seberapa dibandingkan kerja keras fisik mereka. Penyerahan diri semacam inilah yang hendaknya hidup dan menjiwai geliat orang muda. Alangkah baiknya jika ruang doa di depan patung Pieta itu tidak hanya ramai saat menjelang ujian, tetapi saat hari-hari biasa pun ramai. Bagaimana ini disikapi? Bagaimana kehidupan rohani benar-benar menjiwai hidup orang muda sehingga seluruh kegiatan, aktivitasnya mengalir dari Tuhan sendiri ("ngangsu").
Selamat mempersiapkan ujian teman-teman muda St. Petrus Pekalongan

Semoga Tuhan memberkati !!! (frtri)

Rabu, 18 Februari 2009

MAAFKAN

Keceriaanmu telah sirna
Kesendirianmu menggugah lelapnya tidurku
Dalam sedihmu kau memanggilku
Sayapmu terhempas tepat di hatiku

Namun apa yang dapat aku perbuat?
Apakah diriku yang tak pernah mengerti
Sakitnya jiwamu itu?
Tangisan, linangan air matamu,..
Maafkanku sahabat
Kaena ku meninggalkanmu
Meninggalkan kefanaan dunia ini
Dan seluruh kehidupan

created by indah n Adventy

NYANYIAN SAHABAT

Piluku menepis asa
Dikala hati ini terpuruk oleh sejuta kesedihan
Dikala hati ini terpuruk oleh sejuta kebimbangan
Saat hati ini merasa tercampakkan
Oleh hiruk pikuknya keduniawian

Kasih sayangmu selalu datang
Hinggap dalam dinginnya kesunyian
Tak pernah lupus dari hatimu untuk menemaniku
Pun diriku………
Tak pernah berfikir sedikitpun untuk melepaskanmu, sahabat…
Kau memang tercipta untukku
Melepaskan sesal dihati ini untuk kesekian kali…….

created by Indah n Adventy

Selasa, 17 Februari 2009

RingTones Of My Soul


Memori Sabtu, 14 Februari 2009

"Ringtones Of My Soul : One Christ, One Love, One Youth"


Hari Valentine dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Perayaan valentine menjadi kesempatan untuk mewujudkan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang jatuh cinta. Namun, valentine memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih kepada sesama, orang tua-anak, kakak-adik, sahabat dan lain sebagainya. Untuk itulah hari valentine khas dengan ungkapan kasih sayang. Tidak mau ketinggalan, Orang Muda Katolik St. Petrus Pekalongan hendak turut ambil bagian menyemarakkan hari kasih sayang ini dengan suatu kegiatan kebersamaan di antara orang muda. Harapan adanya kegiatan ini agar orang muda lebih mampu memaknai serta mengungkapkan kasih sayang secara lebih tepat dan mendalam. Kasih itu universal, dan pantas untuk dibagikan kepada siapapun. Kesediaan untuk berbagi ini pun hendaknya lahir dari kehendak hati yang tulus, murni dari dalam hati yang membentuk harmoni.

Roh yang menjadi semangat adalah kesadaran akan besarnya Kasih Allah dalam hidup manusia. Kasih yang senantiasa mengalir dalam setiap peristiwa. Atas kesadaran itu diharapkan kasih itu mampu menggema dalam hati dan mewujud dalam hidup dengan orang lain. Tema yang diangkat adalah “Ringtones of My soul : One Christ, one Love, One Youth”.


Parayaan hari kasih sayang tahun 2009 ini digawangi oleh panitia gabungan dari Mudika dan Putra Altar. Ketua dari Putra Altar, yaitu Agustinus Eko Kurniawan. Meskipun masih usia belia, tetapi usaha kerasnya menyukseskan hari valentine ini bisa diacungi jempol. Selain itu kerja keras mudika (deny cs) yang tidak kenal waktu, di tengah try out, meluangkan waktu untuk rapat dan mempersiapkan acara dan dekorasi sungguh mengagumkan. Kepanitiaan yang terbentuk dari kelompok orang muda menjadi sarana membangun kemandirian dan kerjasama di antara orang muda. Hal tersebut terlihat dari usaha mereka dalam membentuk kepanitiaan, penyusunan acara, serta dekorasi panggung. Mereka berusaha secara mandiri. Memang terkesan tergesa-gesa dalam mempersiapkan acara hari kasih sayang ini, namun hasilnya tidak mengecewakan. Peserta yang hadir lumayan banyak. Umumnya mereka adalah siswa/I SMP Pius, SMA Bernardus, SMA N 1, SMA N 2, dan SMA N 3.


Acara dimulai pukul 18.30 WIB. Band (Christian dkk) SMA Bernardus membuka acara dengan apik dan meriah membawa para peserta dalam nuansa valentine yang syahdu. Usai penampilan Band, acara dilanjutkan dengan game yang mengangkat tema kasih sayang, seperti tutup mata berpasangan, makan pisang, dan tebak lagu (mencari cinta dan balon cinta tidak mainkan). Selain permainan-permainan yang bertema kasih sayang tersebut, rangkaian acara valentine masih dimeriahkan dengan pentas band (wawan cs dan Christian cs), sumbangan lagu dari SMP Pius, serta DANCE dari SMA N 1 yang membius perhatian para peserta.


Tidak terasa waktu telah menunjukan jam 21.00 WIB. Acara ditutup dengan penampilan Christian band dengan tiga tembang apiknya mengantarkan para peserta meninggalkan aula Paroki St. Petrus Pekalongan. Selesai acara bersama di aula, panitia dan beberapa peserta Hari Kasih Sayang turun ke parkiran (lapangan badminton) untuk “nyate lempeng (B2)” hingga tengah malam (frtr).

Minggu, 15 Februari 2009

ValentiNe

Panitia Hari Valentine St. Petrus Pekalongan

Pendamping : Bu Agnes Lilik
Ketua : Agustinus Eko Kurniawan
Sekretaris : Clara Lukitasari
Giovanni Indah
Bendahara : Bernadeta Kusuma Wijayanti
Febriana P
Seksi Acara : Deny Adventy Sary
Filicia Gones
Engelina
Fr. Tri Kusuma
Seksi Pentas Seni : Nikolas Christian
Danang Setyawan
Seksi Perlengkapan : Edesius Aulian Denanto
Yusuf Dimas TF
Agustinus Januar Adi
Ignatius Indra K
Seksi Konsumsi : Fransiska Nila
Erika Mulyawati
Agnes Endang

Kamis, 12 Februari 2009

UndaNgan


Hi pra kanca...

teman-teman muda,

VALENTINAN YUUUKK.....

SHARE YOUR LOVE TO ANOTHER...

PLEASE COME N JOINT WITH US TO CELEBRATE VALENTINE'S DAY
ON SATURDAY, FEBRUARI 14, 2009, 18.00, IN THE HALL OF ST. PETRUS CHURCH...

VALENTINE'S THEME IS "RINGTONES OF MY SOUL : ONE CHRIST, ONE LOVE, ONE YOUTH"


Ok....kami tunggu kedatangannya...

Minggu, 08 Februari 2009

Mengapa Sulit Mengucap Syukur ?




Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat.

Malaikat yang mengantarku berhenti di depanruang kerja pertama dan berkata, "Ini adalah Seksi Penerimaan. Di sini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Di sini kemuliaan dan berkat yangdiminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".

Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Adabanyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangatkecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk di sana, hampir tidak melakukan apapun.

"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikat-ku pelan. Dia tampak malu.

"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku.

"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. "Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?", tanyaku.

"Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata, "Terima kasih, Tuhan".

"Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku.

Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini."

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia."

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu."

Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih diberkati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini."

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat, maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang."

"Jika engkau masih bisa mencintai ... maka engkau termasuk orang yang besar, karena cinta adalah berkat Tuhan yang tidak didapat dari manapun."

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan."

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima berkat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa engkau lebih diberkati dari pada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah berkat yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa. diberkatinya kita semua.

"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu ."

Ditujukan pada : Departemen Pernyataan Terima Kasih.
"Terima kasih, Tuhan! Terima kasih, Tuhan, atas anug'rah-Mu berupa kemampuan untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan memberikan aku begitu banyak teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi."

Sumber : IndoForum

Sabtu, 10 Januari 2009

Nilai Manusia dan Cincin Emas


Seorang pemuda mendatangi Zen-sei dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk tujuan lain?"

Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya dan berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukanlah satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Zen-sei yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil," kata guru

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak.

Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zen-sei dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zen-sei, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zen-sei dengan raut wajah yang lain dan berkata, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai cincin ini sesungguhnya. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zen-sei tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian. Namun tidak bagi "pedagang emas".

"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk melihatnya, dan itu membutuhkan proses. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas "

Semoga sekelumit cerita di atas dapat menambah kedalaman jiwa kita dalam memandang makna hidup dan kehidupan ini.

sumber : henlia.com/www.yauhui.com