Baca Selengkapnya Di : http://indonesianblog-jmk.blogspot.com/2012/04/cara-membuat-link-otomatis-ketika.html#ixzz2cOCvfD00 Orang Muda Katolik: Tukang Cukur dan Tuhan

Jumat, 19 Desember 2008

Tukang Cukur dan Tuhan



Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.
Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal si konsumen.
“Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,
Adakah yang sakit??,
Adakah anak terlantar??
Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,
“Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”
Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ??”.
“Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.
“Cocok!” kata si konsumen menyetujui.
“Itulah point utama-nya!.
Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !
Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NY".


Renungan:
Ada sebagian orang beranggapan bahwa kesuksesan, kebahagiaan adalah melulu hasil usaha pribadi. Tuhan, siapa Dia? Nama itu tidak ada dalam kamus hidupnya. Kita lupa bahwa hidup melulu bergantung pada-Nya, untuk hidup, untuk keluarga, untuk kerja, untuk karya, melulu dari Tuhan. Ketidaktahuan atau pengingkaran itu membuat kita berjarak dengan Dia. Kita anggap, DIa tidak punya peran apa-apa.

Malam ini sekali lagi kita diundang masuk dalam dekapan kasih-Nya. Ia mengajak kita memperbaiki hubungan yang retak, yang tersayat keangkuhan kita, manusia.
Mari kita renungkan betapa rendahnya kita di mata Tuhan. Untuk menengadah, memandang, mendongak ke atas saja tidak layak. Tapi Ia tetap saja menanti kedatangan kita. Ia telah menanti dan akan terus menanti. Dan saat kita kembali pada-Nya, mungkin Ia telah menyiapkan secangkir kopi panas untuk kita, tanda kebahagiaan-Nya, lalu mengajak kita berbincang-bincang tentang kebahagiaan tinggal bersama-Nya.

Marilah kita datang kepada-Nya dengan rendah hati dan terbuka, supaya Tuhan benar-benar merasuk dalam hidup kita. Amin

Tidak ada komentar: