Baca Selengkapnya Di : http://indonesianblog-jmk.blogspot.com/2012/04/cara-membuat-link-otomatis-ketika.html#ixzz2cOCvfD00 Orang Muda Katolik: 2009-04-12

Rabu, 15 April 2009

Paskah :Bukti Kebenaran Tidak Terkalahkan

Paskah merupakan pengalaman iman yang menegaskan bahwa kebenaran tidak dikalahkan. Ketika Yesus hidup segala yang dilakukan-Nya hanya untuk kehendak Bapa dan Ia rela mati untuk menebus dosa-dosa kita semua. Yesus rela dilukai hatinya berkali-kali sepanjang zaman agar manusia diselamatkan.
Pada suatu hari ia mendapat cobaan yang cukup rumit dan serba sulit dipilihnya. Ia disodori pilihan untuk menyaksikan puluhan orang Kristen yang akan dibunuh dihadapannya karena tidak mau mengingkari imannya. Dalam paskah Kristiani kita dapat melihat Yesus Kristus sebagai Anak Domba yang dipersembahkan. Hidup dan perjuangannya menjadi tonggak kasih dan keselamatan. Bersama Kristus kita diajak untuk bersiaga menjalani perjalanan dan perjuangan hidup. Maka bersama Sang Anak Domba kita akan sampai kepada kemuliaan abadi. Paskah inilah yang menjadi Injil kabar suka cita pertama.
Santo Paulus mengingatkan kita bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus telah dibaptis dalam kematian-Nya, sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematiannya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitannya. Itulah pokok keselamatan kita dan Yesus bangkit dan hidup untuk selama-lamanya di sisi bapa di surga (Rosi)

Belajar Mensyukuri Paskah

Menurutku paskah adala tanda kemenangan Kristus. Bahwa sebelumnya, Yesus menanggung segala penderitaan melalui kisah sengsara dan wafat-Nya di kayu salib. Kristus rela mati untuk menghapus dosa mausia. Untuk itu dalam masa prapaskah kita diajak untuk merenungkan peristiwa sengsara Yesus Kristus, agar kita pun sadar bahwa hidup kita ditanggung oleh-Nya. Dan setelah itu kita diajak untuk merenungkan kematiannya di salib sebagai akhir dan awal kehidupan hingga paskah itu tiba.
Sejauh pengalamanku mengenal Yesus, ada suatu kesadaran baru tentang Kristus, bahwa Ia memberitakan nafas kehidupan keseluruh umatnya termasuk juga aku. Karena tanpa nafas kehidupan itu tidak akan ada kehidupan di muka bumi. Untuk itu kita patut bersyukur atas semua rahmat itu kendati kerap kita melupakannya.
Sebagai umat beriman, kita dapat turut ambil bagian dalam peristiwa salib Yesus yakni dengan menghayati betul segala kegaitan-kegiatan yang diadakan oleh Gereja. Kegiatan Gereja seperti Ekaristi harian, doa-doa devosi, dan merayakan perstiwa-peristiwa khusus yang mau mengajak kita melangkah lebih dalam pada suatu permenungan tentang hidup Yesus.
Dan sebentar kita menyambut paskah, waktunya menyambut kebangkitan Tuhan dimana di situ terungkap kebesaran dan kemuliaan-Nya atas muka bumi. Untuk itu marilah kita ikut ungkapkan syukur kita kepada-Nya, bahwa Ia telah membuka lembaran baru bagi kita, dan semoga kita semakin tersemangati oleh-Nya (wawan)

Paskah

Yesus dalam sengsara-Mu, Kau tetap taat pada Bapa
Dalam cercaan dan hinaan, Kau tetap tegar
Dosa kami Kau tanggung dengan rela
Siksaan Kau jalankan sampai wafat di puncak Golgota
Lihatlah wajah sayu yang tak bernoda
Yang tetap memandang tinggi kami yang hina
Dengan apa kami harus membalasnya…
Paskah
P-asti
A-kan
S-lalu
K-u
A-badikan (anna)

Refleksi Paskah


Paskah bagiku merupakan suatu tanda pengampunan. Lihat dan ingatlah bahwa pada akhir kematian di salib itu Ia mau mengangkat dosa-dosaku, Ia rela mati di salib. Ini adalah pemahaman pribadiku tentang paskah. Tetapi bagaimana dengan orang lain. Apakah orang-orang juga telah menemukan arti paskah bagi dirinya? Menurutku, belum semua orang/umat memahami arti paskah yang sesungguhnya. Ada umat yang memahami paskah sebagai sekedar hari libur – sebab ada tanggal merah di kalender-, atau orang turut merayakan paskah sekedar ikut-ikutan saja, tanpa melakukan persiapan seperti pantang dan puasa dalam masa prapaskah.
Nah, inilah yang menjadi gambaran umum tentang umat kita. Umat tidak sepenuhnya memahami dan bisa memaknai paskah dengan benar. Lantas aku sendiri mencoba bertanya, apa makna paskah bagiku? Tuhan Yesus telah rela menyerahkan jiwa dan raga demi kita. Namun kita kerap melupakan pengorbanan yang Ia lakukan bagi kita. Dari sinilah aku mencoba mengajak kita semua untuk merenungkan arti paskah. Janganlah kita melupakan pengorbanan Yesus bagi kita, mari kita semua melihat lebih dalam dan memaknai hidup kita setiap detik, setiap menit, setiap jam dan setiap hari bahkan untuk selama hidup kita. Apa balasan kita terhadap-Nya yang telah dengan rela berkorban dan setia menemani hidup kita.
Ada seseorang yang pernah mengatakan, “ saat kamu senang, bahagia, ada dua telapak kaki yang sedang berjalan tapi saat kamu sedih dan banyak masalah hanya ada satu telapak kaki yang berjalan. Apakah Yesus telah meninggalkan kamu? Tidak . Tetapi disitulah Yesus hadir dan menggendongmu sehingga hanya ada satu telapak kaki yaitu telapak kaki Yesus yang sedang menggendongmu”.
Ingatlah pesanku!! Janganlah pernah meninggalkan Tuhan. Selamat paskah….semoga engkau selalu ingat akan Bapa-Mu di surga. Amin (Otto)

Paskah


Apa itu paskah? Banyak orang Kristiani yang merayakan paskah, namun tidak mengetahui arti dan makna paskah itu sendiri. Ada sebagian umat yang sekedar ikut-ikutan merayakan paskah tanpa tahu dan maksud di balik peristiwa paskah itu.
Paskah merupakan karya keselamatan Allah yang diberikan kepada kita semua melalui Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus, yang rela memikul salib-Nya yang berat demi menebus dosa kita.
Kita sebagai umat Kristiani banyak yang tidak menyadari betapa sengsara-Nya Yesus ketika Ia disalibkan. Yesus puasa selama 40 hari untuk menyiapkan segala sesuatunya, hingga saatnya tiba. Pada malam sebelum sengsara-Nya, Yesus mengadakan perjamuan terakhir, dimana di dalam perjamuan itu yesus membasuh kaki kedua belas para murid-Nya. Peristiwa itu menandakan bahwa Yesus mau melayani. Setelah pembasuhan kaki para rasul dilanjutkan dengan perayaan ekaristi dimana Yesus membagikan Roti dan Anggur kepada murid-murid-Nya. Roti melambangkan Tubuh dan Anggur melambangkan Darah-Nya, sehingga pada perayaan ekaristi saat ini mengingatkan kita pada perjamuan terakhir Yesus.
Dalam tradisi Gereja Katolik, peristiwa paskah diawali dengan serentetan persiapan mulai sejak Rabu Abu hingga Kamis Putih selama 40 hari dengan pantang dan puasa. Peristiwa pantang dan puasa ini terjadi dalam masa prapaskah. Dalam masa ini, kita harus mengintrospeksi diri untuk mengenang Sengsara Yesus. Kita juga diharuskan, pertama, berpuasa/berpantang setiap hari Jumat, dan untuk menahan nafsu, supaya pada hari paskah kita menjadi suci kembali, kedua, jalan salib yang mengingatkan kita betapa sengsara-Nya Yesus.
Demikian saya mencoba memaknai paskah sebagai suatu karya keselamatan yang Tuhan berikan kepada saya, sehingga saat ini saya masih dapat merasakan buah karya-karya Yesus dan dapat berkumpul bersama orang yang saya sayangi (Monica Meliana Hartini)

Mea Culpa

Salah satu dari mereka adalah aku
di antara orang orang yang bersorak
mengacung acungkan tangkai palma
mengelu elukan seorang pembrontak
yang akan merenggut 3 jam kuasa gelap
meretas pembatas antara aku dan kamu
kujalani 3 hari penantian duka
dalam harap harap cemas
antara takut kehilangan dan takut ditinggalkan
di Getsemani kukutuki diriku
pantaskah aku memanggil namaMu
sedang aku yang mengantar kuburmu
kujalani 3 hari ke depan dengan penantian
pantaskah aku ikut merayakan kemenangan
Mea Culpa
Mea culpa
Mea maxima culpa!
Selamat Paskah!

“Makna Paskah bagi Kaum Muda”


Sebelum menyambut hari Paskah, kita melewati masa prapaskah sebagai masa pertobatan. Dalam masa prapaskah kita, kaum muda, diajak untuk ikut serta dalam berpantang dan berpuasa selama 40 hari. Prapaskah merupakan masa yang penting untuk dikenal oleh kita, kaum muda. Bahwa ternyata tidak banyak kamu muda yang mengerti dan memahami makna dan manfaatnya, “kaum muda engga ta’u apa makna masa prapaskah”. Saat kita telah memulai memilih untuk berpantang atau berpuasa, kerap kita memotong atau membatalkan bahkan sampai tidak berpantang dan berpuasa lagi. Kita kaum muda belum bisa menghidupi pantang dan puasa dengan sepenuh hati.
Tantangan lain yang kerap mengurangi makna pantang dan puasa adalah pengendalian emosi yang lemah. Kita mudah tergoda. Lalu, untuk apa kita rajin berdoa, mencoba berpantang, dan berpuasa dengan maksud memperdalam iman kita, tetapi kita kerap kalap dan tidak peduli dengan perasaan orang lain di sekitar kita. Contohnya :
1. Kita kaum muda sering ga’ bisa menahan marah
2. Suka banget tu ngomongin orang lain
3. Suka banget mincing-mancing orang lain biar marah
Bagaimana jika perasaan dan perilaku yang muncul seperti yang terungkap di atas. lalu, apa arti berdoa, apa arti pantang dan puasa yang kita lakukan???

Paskah Sudah Tiba
Kaum muda Katolik, Paskah sudah tiba. Di tengah kebahagiaan dan sukacita paskah, Marilah kita, kaum muda, menyadari sikap dan perbuatan yang pernah kita lakukan dengan berani memilah-milah mana yang baik dan yang tidak baik.
Paskah yang kita rayakan menggambarkan kemenangan Yesus Kristus melawan belenggu dosa dan maut. Dengan mengetahui arti paskah ini, harapannya kita semakin disadarkan untuk bangkit dari keterpurukan dosa, serta berani melangkah maju sebagai pribadi baru penerus Gereja. Kita juga diharapkan bisa semakin memantapkan iman dan semangat untuk mantap dalam berkegiatan di gereja.
Oleh karena itu makna paskah tidak sekedar kemeriahan liturgis Gerejani, melainkan suatu peristiwa iman yang menyentuh relung-relung hati kaum muda, dan akhirnya menggerakkan aksi nyata kaum muda menuju perubahan. Semoga semangat paskah menjadi acuan bagi kita untuk berbagi sukacita dengan sesama, memberikan peneguhan dalam pengharapan dan melayani dalam kerendahan hati (annie-mudika Stasi Wiradesa).

Selasa, 14 April 2009

Kelinci Dan Telur Paskah

Kelinci Paskah adalah makhluk fiktif yang digambarkan sebagai seekor kelinci antropomorfis (yang memiliki karakter-karakter manusia). Menurut legenda, kelinci paskah membawa keranjang yang penuh berisi telur, permen, dan mainan yang bewarna-warni ke rumah anak-anak pada malam Paskah. Kelinci Paskah itu akan entah menaruh keranjang tersebut di suatu tempat atau menyembunyikannya di dalam rumah anak itu agar supaya sang anak keesokan paginya mencarinya. Kelinci Paskah memiliki kemiripan-kemiripan dengan Sinterklas yang membawa hadiah untuk anak-anak yang tidak nakal pada malam sebelum hari Paskah/Natal. Sumber legenda tersebut bervariasi, namun kelinci tersebut sudah dikenal sejak 1600; beberapa sumber menyebutkan legenda tersebut berasal dari mitos kesuburan, sementara yang lain menghubungkannya dengan peranan kelinci di dalam ikonografi Kristen.

Asal muasal
Asal muasal Kelinci Paskah sebagai simbol Paskah dapat dilacak dari kawasan Alsace dan barat daya Jerman, tempat kelinci tersebut disebut untuk pertama kalinya pada tahun 1600-an. Kelinci Paskah yang berbentuk makanan pertama kali dibuat di Jerman pada awal 1800-an dan terbuat dari bahan kue dan gula.\
Kelinci Paskah kemudian diperkenalkan ke Amerika oleh para imigran Jerman yang mendarat di Pennsylvania Jerman pada tahun 1700-an. Kedatangan Osterhase — atau terwelu Paskah dalam bahasa Jerman — pada malam Paskah merupakan salah satu "kegembiraan anak-anak yang terbesar", hampir sama dengan kedatangan Christkindl — Sinterklas yang dikenal oleh orang-orang Austria dan Bavaria — pada malam Natal.
Menurut tradisi, anak-anak membuat sarang kelinci yang bewarna-warni di pojok tersembunyi di rumah mereka. Lalu jika anak-anak tersebut tidak nakal, Osterhase akan bertelur telur bewarna-warni di sarang tersebut. Saat tradisi tersebut mulai menyebar, sarang tersebut diproduksi menjadi keranjang Paskah, dan menempatkan sarang di tempat tersembunyi berubah menjadi tradisi menyembunyikan keranjang/telur Paskah.

Kelinci dan terwelu
Karena burung bertelur dan kelinci melahirkan anak yang banyak pada permulaan musim semi, maka telur dan kelinci menjadi simbol kesuburan tanah pada musim semi.
Dalam bahasa Inggris terdapat perkataan "gila seperti terwelu Maret" (Mad as a March hare) untuk menyebut orang yang tindakannya liar dan tidak dapat ditebak bak "terwelu Maret". Peribahasa ini merujuk pada terwelu (kelinci liar) jantan yang berkelahi memperebutkan terwelu betina pada awal musim semi (sekitar bulan Maret). Karena sang betina awal-awalnya akan melawan sang jantan yang mencoba mengawininya, maka gerak-gerik mereka seperti layaknya tarian gila yang jauh dari kebiasaan mereka yang biasanya pendiam. "Kegilaan" tersebut termasuk: bertinju dengan terwelu lain (baik antar jantan maupun betina-jantan), melompat secara vertikal seakan-akan tanpa alasan apa-apa, dan secara umum menunjukkan tingkah laku yang abnormal. Karakter Terwelu Maret dalam cerita "Alice's Adventure in Wonderland" juga diambil dari perkataan tersebut.
Kelinci dan terwelu merupakan binatang yang cepat berkembang biak. Betinanya dapat mengandung kandungan kedua sewaktu masih mengandung kandungan yang pertama. Fenomena ini disebut dengan istilah "superfetasi". Mereka dapat berkembang biak sejak muda dan betinanya dapat melahirkan beberapa kali dalam setahun, sehingga ada perkataan "beranak seperti kelinci". Tidak mengherankan kelinci dan terwelu menjadi simbol kesuburan.

Telur
Dalam tradisi gereja, umat Katolik tidak diperkenankan memakan telur selama puasa masa pra-Paskah, sehingga telur menjadi salah satu menu utama hidangan Paskah. Kaum Protestan Jerman yang tidak mau mengikuti tradisi berpuasa tersebut masih tetap memakan telur pada perayaan Paskah.
Tradisi mewarnai telur telah berlangsung lama. Banyak orang Kristen Ortodoks yang mewarnai merah telur Paskah mereka, yang melambangkan darah Kristus dan hidup baru yang terkait dengan musim semi. Warna telur hijau melambangkan tunas-tunas yang baru yang muncul pada permulaan musim semi.
Telur sejak dulu merupakan simbol kesuburan. Ide tentang kelinci yang bertelur datang dari Amerika Serikat pada abad ke-18. Kaum imigran Jerman di Pennsylvania Jerman memakai istilah Terwelu Paskah seperti yang digunakan nenek moyang mereka di Eropa, bukan Kelinci Paskah. Legenda di kalangan mereka, antara lain yang diceritakan oleh Jakob Grimm pada tahun 1855, menceritakan tentang Osterhas yang bertelur di sarang bewarna-warni yang disediakan oleh anak-anak yang tidak nakal.
Legenda Jerman tentang kelinci atau terwelu yang bertelur diperkirakan berasal dari cerita rakyat tentang telur terwelu yang nampaknya merupakan kesalah kaprahan. Terwelu mengasuh anak-anak mereka di atas tanah, tidak di dalam lubang seperti kelinci. Terwelu menggunakan semacam sangkar yang mirip dengan sangkar burung Lawpings. Pada musim semi, penduduk melihat telur burung di sangkar burung yang dikira adalah telur terwelu.
(www.yahoo.com/Kelinci dan Telur Paskah paskah_sabda_org.html).

Tablo Kisah Sengsara

Jumat pagi, 10 April 2009 Gereja ramai. Beberapa orang sudah mulai sibuk memilih-milih kostum yang hendak ia pakai, sementara di sisi lain beberapa ibu mulai membuka peralatan make up untuk merias para pemain.
Pagi ini, Gereja St. Petrus akan mengadakan visualisasi Kisah Sengsara Yesus Kristus yang mengambil tempat di dalam gedung gereja. Visualisasi kisah sengsara di mulai pukul 07.00 WIB maka tidak heran apabila 1 jam sebelumnya, beberapa ruang di lt. 2 telah penuh dengan orang yang hendak "dandan".
Visualisasi Kisah sengsara ini baru diadakan tahun ini, 2009, setelah beberapa tahun lalu sepi. Ini menjadi suatu jawaban atas kerinduan umat yang ingin merenungkan kisah sengsara Yesus Kristus secara lain. Dengan berbagai keterbatasan, waktu latihan, sulitnya mencari pemain, mereka berusaha untuk mempersembahkan diri secara maksimal. Selain itu kami bersyukur pula bahwa banyak umat yang turut terlibat dalam proses persiapan visualisasi ini sehingga visualisasi dapat berjalan dengan lancar.
Kisah Sengsara Yesus Kristus menjadi suatu permenungan amat dalam yang mengantar kita untuk bertolak lebih dalam pada suatu kekelaman derita. Bahwa dalam kekelaman derita itu ternyata ada keselamatan. Keselamatan itu datang dari Allah melalui Yesus Kristus yang menjadi manusia, hidup setaraf manusia, dan dengan kesediaan yang dalam Ia merelakan diri mati di salib demi mengangkat kita semua manusia berdosa. Inilah kegetiran yang dialami oleh Yesus sewaktu berdoa di taman Getsemani, "Bapa telahelah Kujalani hingga hari ini semua yang Kau rencanakan untuk-Ku. Sejak Kau kirim Aku ke rahim perempuan itu hingga Aku lahir sebagai anak manusia yang miskin dan lugu. Telah Kulakukan pula berbagai pekerjaan ajaib demi nama-Mu sebab tetap Ku pegang seutuhnya janji-Ku untuk setiap sampai Kurampungkan semua itu dipuncak Golgota. Tapi malam ini Kusaksikan akhir yang mengenaskan terbayang dibawah cahaya bulan. Ku raba tubuhKu yang fana, “Aku ini manusia dengan daging yang mudah luka”. Genggam jantung-Ku dan hitung denyutnya sebanyak itulah ketakutanKu pada salib dan siksa. Tapi Aku sudah tidak mungkin lagi tidak peduli. Aku telah mengenal dengan baik kehidupan manusia dengan lembah-lembah duka yang menganga serta lekak-liku yang paling gulita dari hidup mereka. Telah Kupercayakan mereka yang Kubawa pada cahaya. Maka, seperti lahir di puncak Golgota akan Kuhadirkan cahaya di hati mereka hingga tubuh-Ku habis menguap dan lenyap di udara".

Semoga kita diteguhkan untuk semakin setia mengikuti-Nya, berani memikul salib, dan berani mempersembahkannya bagi Allah, serta mempersatukan-Nya dengan kehendak Allah, Sang Sumber Hidup (frtri)